NUSANTARA : Tokoh muda NU, KH Ahmad Muwafiq saat memberikan ceramah di Masjid Wakaf Jamsaren (M. Isnan)

KEDIRI | duta.co — Acara penutupan ngaji rutinan Jamaah Langgar Kulon diasuh KH. Dauglas Thoha Yahya akrab disapa Gus Lik, secara resmi digelar Senin malam kemarin, bertempat di Masjid Wakaf, Jl. HOS Cokroaminoto. Selain acara tahlil akbar dan mulok bersama ribuan jamaah, digelar pengajian mengangkat keberadaan Islam Nusantara, bersama KH Ahmad Muwafiq dari Sleman Yogyakarta.

Sosok ulama kharismatik akrab disapa Gus Lik, memang dikenal memiliki ribuan jamaah yang beragam dan bisa terlihat saat digelar pengajian rutin setiap malam Selasa. “Pun demikian, bila ngaji dimanapun jamaah yang hadir selalu berjumlah ribuan. Kami salut atas perjuangan beliau, melakukan syiar agama dan semua dilakukan tanpa pamrih tidak ada kepentingan apapun,” jelas Ketua PCNU Kota Kediri, KH. Abu Bakar Abdul Djalil terlihat hadir saat pembukaan acara di atas.

 Gemuruh suara Salawat Nariyah menyambut kehadiran Gus Muwafiq, mantan asisten pribadi KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, saat beliau menjabat Presiden RI ke – 4. Dikenal. Selepas lengser, Gus Muwafiq kemudian menjadi pendakwah Islam yang teduh, inspiratif dan kaya akan makna, namun juga santai.

 Sebagai tokoh muda NU, selain memahami sejarah Islam, namanya sempatnya menjadi viral saat dilengserkannya Gus Dur, layaknya pasukan berani mati, pria kelahiran Lamongan ini dengan sendirian mengangkat mobil panser milik TNI dengan tangan kirinya di Halaman Istana Negara.

Bertajuk Melestarikan Budaya Para Wali Memperkokoh Ukhuwah Wathoniah Untuk Indonesia Yang Lebih Sejahtera, Gus Muwafiq mengajak jamaah untuk tidak mudah ikut ustadz anyaran yang marak hari ini.

“Mereka itu tak mengerti sejarah bagaimana Islam itu disebarkan di bumi Indonesia. Mereka menganggap iman yang diterimanya itu langsung dari Al – Qur’an dan Hadits. Mereka menafsirkan wasilah – wasilah sehingga ia mengenal iman kepada Allah,” tuturnya dihadapan ribuan jamaah.

 Gus Muwafiq menilai, tindakan semacam itu tidak menghargai para pendahulu Nahdlatul Ulama’. Diceritakan, silsilah guru para Kiai NU yang merujuk kepada Wali Songo dan sampai ke Nabi Muhammad SAW.

“Kebenaran itu tidak bisa ditujukan kepada satu golongan saja, apalagi pada diri sendiri. Akan tetapi selalu melibatkan banya orang, termasuk juga non Islam. Mungkin saja kita tidak bisa datang ke sini jika tidak ada orang Nasrani yang membuat motor, mobil, bahkan pesawat,” tegasnya.

Diceritakannya, perang terbesar antar agama pernah terjadi di Indonesia sebelum perang salib di Andalusia. Yaitu antara Agama Hindu dan Agama Budha terjadi pada Tahun 800an Masehi. “Untuk itu para Kiai sangat berhati-hati dalam setiap apa yang dikatakan. Para Kiai tidak mudah mengkafirkan, tidak mudah mengatakan sesat kepada mereka yang berbeda agama,” kata Gus Muwafiq.

Islam yang ada di Indonesia itu menurut Gus Muwafiq jelas berbeda dengan Islam yang ada di negara lain. Islam di Indonesia sudah merupakan akulturasi ajaran subtansial Islam dengan budaya kejayaan Nusantara. Usai doa, acara pun ditutup dengan mulok bareng sebagai penutupan acara ngaji Jamaah Langgar Kulon. (ian/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry