KEDIRI | duta.co — Acara Safari Ramadan bersama KH Anwar Zahid dari Bojonegoro, awalnya berjalan sesuai rencana, meski sempat molor hampir satu jam. Sontak, para jamaah terutama kaum perempuan semburat karena hujan yang cukup lebat tiba-tiba mengguyur Halaman Masjid Al Hidayah di Dusun Pulurejo Desa Wonorejo Trisulo Kecamatan Plosoklaten, Kamis (24/5/2018) sore.
Sang Kiai Anwar Zahid pun sempat mengatakan, tidak akan hujan saat diawali gerimis beberapa saat. Namun karena semakin deras, para jamaah pun berlarian menuju bawah terop dan sebagian ke teras masjid. “Ojo buyar, gak-gak kalau hujan,” kata Anwar Zahid, namun hujan justru semakin deras hingga jelang waktu berbuka puasa.
Berdasarkan pantauan Panwascam Plosoklaten, tidak ditemukan Alat Peraga Kampanye (APK) ataupun materi yang mengarah kampanye. “Karena sebelumnya kami sudah kirimkan surat himbauan kepada pihak panitia dan bertemu dengan kepala desa,” jelas Ali Tahmid, Ketua Panwascam Plosoklaten
Meski demikian, sosok Anwar Zahid tetaplah menjadi magnet bagi jamaah khususnya perempuan, meski disela-sela materi disampaikan tidak lepas dari joke-joke yang terkesan jorok dan kasar. Semisal usai dia mengatakan, jangan ngomong (bicara) kotor saat puasa.
Kemudian diimbuhi, cangkemmu ojo angger jeplak, tangan ojo gawe duduli bokong (mulutmu jangan asal bicara, tangan jangan dipakai pegangi pantat red.). Dia pun juga mengkritik sosok kiai sekarang lebih memilih membawa hp daripada tasbih. “Kiai saiki ngronggoh sak sing metu HP, kiai biyen gak tau ninggal tasbih (kiai sekarang bagitu ambil dari saku yang keluar HP, kiai dulu tidak pernah tinggal tasbih red.) dan selalu ada di saku. Semua masalah dihadapi dengan tasbih, mentas kabeh,” ujarnya. (nng)