MAKKAH | duta.co – Kesibukan terlihat meningkat tajam di Mina, yang menjadi salah wilayah tujuan dalam rangkaian pelaksanaan ibadah haji. Raung ambulans terdengar terus sepanjang hari dan bolak balik mengangkut jamaah haji yang bertumbangan setelah selesai melempar jumrah.
Kawasan Jamarat memang yang paling terlihat kacau sejak kemarin. Di udara, terlhat helikopter yang memantau pergerakan jamaah, melintas tak kurang dari 10 menit sekali. Kadang dua sampai tiga halikopter melintas secara bersamaan.
Pantauan di lokasi sepanjang perjalan dari Jamarat ke Mina, banyak jamaah yang mengalami kendala kesehatan. Tidak sedikit dari mereka pingsan bahkan ada juga yang kritis akibat kelelahan. Kepadatan jamaah dan kurangnya jumlah petugas membuat proses evakuasi menjadi lama.
Kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi sampai dua hari ke depan, atau hingga prosesi pelaksanaan melempar jumrah selesai dilakukan. Kepadatan lalu lintas juga terjadi di Kota Makkah. Kemacetan terjadi karena banyak jalan ditutup.
Terkait dengan pelaksanaan lempar jumrah, jamaah haji Indonesia diimbau untuk tetap mematuhi jadwal larangan melempar jumrah. Bagi jamaah lansia dan risiko tinggi juga diminta untuk menitipkan proses lempar jumrah kepada mereka yang masih muda.
Sejak malam, kesibukan juga sangat terlihat di pusat pelayanan pendukung di kantor Misi Haji Indonesia di Mina. Jamaah lansia yang dievakuasi dari jalur Jamarat menuju Mina menumpuk di posko kesehatan. Keterbatasan tempat tidur mengangkibatkan ada jamaah yang harus ditangani di kursi roda.
Seorang jamaah meninggal saat menjalani perawatan di posko kesehatan. Banyak juga yang terpaksa harus dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi karena kondisinya terus menurun.
Petugas Kurang Sigap
Jumlah jamaah yang tersesat dan lupa maktab tempat tinggal mereka jauh lebih banyak lagi. Posko pelayanan jamaah yang menyediakan layanan mengantar jamaah menggunakan motor Astera 73 atau Astuti juga terlihat antre.
Masnar bin Rahnat Nalon (74), melapor kehilangan suaminya sejak siang hari. Sudah dua jam dia menunggu, tapi suaminya tidak datang. Dia terpaksa melapor ke kantor Misi Haji.
“Suami saya Saleh bin Subhana, bilangnya menunggu di terowongan. Tapi sudah lama saya tunggu tidak ada,” kata jamaah asal kloter 13 Balikpapan yang di tinggal di maktab 71 itu.
Ketua PPIH Arab Saudi, Ahmad Dumyathi Basori, menyayangkan kurang sigapnya petugas haji indonesia dalam merespon layanan call center haji Indonesia ketika pelaksanan lontar jumrah di Jamarat. Kurang sigapnya petugas mengakibatkan banyak jamaah yang terlambat dievakuasi ketika mengalami permasalahan dalam perjalanan dari Jamarat.
Berdasarkan fakta di lapangan banyak jamaah yang mengalami masalah kesehatan ketika selesai melontar jumroh, banyak jamaah Indonesia yang pingsan, sakit, hingga kesurupan.
Namun sikap pro aktif petugas masih sangat minim, sehingga proses evakuasi jamaah menjadi lambat karena rute perjalanan yang sangat jauh di samping kendala kursi roda yang sangat terbatas.
Ketua PPIH Arab saudi Ahmad Dumyati Basori mengatakan untuk mengatasi permasalahan di Jamarat, terpaksa pihaknya meminta bantuan tim perlindungan jemaah karena tim gerak cepat dan petugas kesehatan lainnya kewalahan mengevakuasi jemaah saat berada di Jamarat.
Karena itu, dia mengimbau seluruh petugas haji Indoesia yang bertugas di Jamarat agar proaktif membantu jemaah. “Titik krusial pelaksanaan ibadah haji setiap tahunnya berada di wilayah Jamarat di Mina. Lokasi inilah yang menjadi fokus pengamanan jemaah karena jutaan jemaah berkumpul di Jamarat untuk melakukan lontar jumrah,” kata Dumyathi, Sabtu 2 September 2017.
Munurut Dumyathi, peran petugas haji sangat penting untuk membantu jemaah saat melakukan lontar jumrah. “Seluruh sektor dapat mengabsensi personel mereka dalam dua hari ke depan,” katanya.
Kepadatan luar memang telihat di Jamarat tempat jemaah haji melaksanakan lempar jumrah. Menteri Agama yang juga Amirul Hajj, Lukman Hakim Saifuddin, meminta khusus untuk jemaah lansia dan yang memiliki risiko tinggi agar tidak memaksakan diri.
“Memang luar biasa, jemaah padat sekali. Karena semua jemaah kembali ke kuota normal, saya imbau TPIH, TPHD, ketua regu dan ketua rombongan tidak memaksakan jemaah yang berisiko tinggi. Lempar jumrah bisa dibadalkan oleh jemaah lain, ketentuaan syar’i juga memungkinkan karena kondisi padat ini,” kata Menag di Mina. (vvn,hud)