AKSI : Massa saat digelar pertemuan di Balai Desa Wonorejo Trisulo (duta.co/istimewa)

KEDIRI | duta.co -Puluhan warga Desa Wonorejo Trisulo Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri, Senin (24/09/2018) menggelar aksi spontanitas. Hal ini terkait kondisi jalan yang tak kunjung selesai perbaikan.

Sementara ratusan truk pasir yang tiap hari hilir mudik, membawa dampak polusi menjadikan warga merasa terganggu. Dikabarkan Kades Moch. Mustofa awalnya enggan menemui massa, namun akhirnya digelar pertemuan di Balai Desa

Dihadiri perangkat desa, Babinkamtibmas Aiptu Dhofir, Bati Komsos Koramil 0809 / 14 Plosoklaten Pelda Markan serta perwakilan tokoh masyarakat, puluhan massa ini akhirnya digelar pertemuan dengan tujuan utama dilakukan mediasi. Warga pun mengeluhkan dampak polusi debu yang tak kunjung ada solusi.

Juga ditanyakan terkait kelanjutan pembangunan pelebaran dan pengurukan jalan desatelah dilaksanakan pengurukan, namun hingga saat ini belum ada kelanjutanny. Menjadikan kecemasan warga, saat ini mulai masuk musim penghujan, maka material telah dipasang akan hanyut terbawa hujan.

“Akhirnya jalan tetap seperti dulu, susah dilewati saat musim hujan. Terus buat apa diuruk jika kemudian tidak segera diselesaikan,” kata Desiman, koordinator massa, warga Dusun Bonse Desa Wonorejo Trisulo Kecamatan Plosoklaten.

Warga juga minta ada aktifitas truk pasir untuk diawasi dan dibatasi, karena juga terkait keselamatan anak – anak khususnya tinggal di sekitar jalan. Puncaknya, warga menanyakan siapa yang bertanggung jawab atas pembangunan jalan umum tersebut.

Salah satu pengurus BPD, Edi pun mengusulkan, selain menunggu titik terang kapan proyek ini dilanjutkan, agar setiap truk pasir yang melintas agar dikenakan restribusi Rp. 5000 setiap melintas. Dihadapan warganya Kades Wonorejo Trisulo akan menyampaikan hal ini kepada Camat Ploosklaten dan pemerintah kabupaten melalui Dinas PUPR.

“Kalau menanyakan siapa CV yang mengerjakan proyek jalan ini, proyek ini adalah langsung dari PUPR, kita pihak desa hanya sebatas bisa mengajukan dan perlu di ketahui saja bahwa Desa Wonerejo Trisulo ini sebenarnya sudah terkena blacklis terkait pembangunan jalan. Sebab di Winorejo Trisulo ini banyak aktifitas kendaraan pasir,” jelas Kades.

Pertemuan hingga berlangsung pukul 11.00 wib ini, akhirnya disepakati menunggu penjelasan dari pihak terkait atas pembangunan jalan. Sementara untuk restribusi truk pasir, Kades menyatakan tidak berani menetapkan pungutan melebihi Rp. 2.000. “Sudah ada aturannya, malah nanti bisa kena pungli,” jelasnya. (nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry