JAKARTA | duta.co – Seni dan Budaya dengan bahasa universalnya bisa menjadi perajut kebangsaan NKRI. Hal itu disampaikan perwakilan dari PBNU KH. Mustholihin Majid dalam acara Pentas Seni Budaya Lintas Agama.
“Kita ingin mengembalikan seni dan budaya yang memiliki nilai universal dalam merajut kebersamaan serta kebangsaan. NU menjadi garda terdepan dalam  mengawal perbedaan. Karena perbedaan  adalah rahmat,”ujarnya.  Sanggar Prathivi Building, Jl. Pasar Baru Selatan No. 23, Jakarta Pusat, Senin (7/5).
Dirinya menuturkan, dengan seni dan budaya untuk merajut tali persahatan serta kebersamaan. Untuk itu, lanjutnya,  jangan mau dipecah belah oleh siapapun  dan harus berani melawannya. Pasalnya, dengan menghargai budaya maka kebersamaan dan kesatuan akan tercapai. Sehingga, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat.
“Jangan mau dipecah belah, apalagi saat ini sudah ada yang mengarah kesana. Kita ini menghargai budaya dan bangsa, sampai saat ini keutuhan NKRI  tetap terjaga,”jelasnya.
Hal serupa diutarakan K.W.I Uskup Agung Jakarta M.gr Ignatius Suharyo mengungkapkan bahwa budaya memiliki pesan universal yang bernilai kemanusiaan. Menurutnya, dengan kebudayaan bisa saling menghargai perbedaan suku, ras,  agama dan lainnya. Pasalnya,  Bangsa Indonesia memiliki Bhineka Tunggal Ika, Pancasila dan UUD 1945. “Kita menghargai kebudayaan, karena  mengandung nilai  sisi kemanusiaan. Sehingga, kehidupan berbangsa dan bermasyarakat bisa berjalan dengan baik,”harapnya.
Ketua Panitia Yohanes Handojo Budhisedjati mengungkapkan  acara yang bertajuk “Dengan Seni Budaya Kita Merajut Persaudaraan dan Tali Persahabatan Anak Bangsa” ini  diisi dengan beragama kegiatan.  Diantaranya: Tari Bali “Legong Lasem” yang dibawakan oleh kelompok PHDI.  Tari Betawi “Topeng Gong” dipersembahkan kelompok Katolik.
Penampilan Pagar Nusa dari Kelompok Nahdlatul Ulama, Tari Keroncong” dari Gereja Kristen Indonesia. WU Shu” dari Majelis Tinggi Agama Khong Hu Cu dan Marawis dari kelompok MAKTAH Depok.  Ia  berharap acara ini dapat memperkuat relasi  sesama  anak bangsa. “Alangkah indahnya saling menghargai, saling mendukung, saling berbagi dan saling memahami dalam menciptakan kesejahteraan bersama sebagaimana yang dicita-citakan para Founding Fathers saat merebut Kemerdekaan,” ujar Handojo.
Para pengunjung menikmati suguhan penampilan yang menarik dan atraktif dengan menjunjung nilai kebangsaan. Terbukti, dengan adanya penampilan dari marawis yang menyanyikan lagu ya lal wathon yang menceritakan tentang cinta tanah air. Acara diakhiri dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Tanah Air yang dibawakan oleh Paduan Suara Santo Matias Cinere. (hud)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry