Logo Pimnas 37 yang diluncurkan Unair sebagai tuan rumah, Jumat (19/7/2024). DUTA/ist
SURABAYA | duta.co – Universitas Airlangga (Unair) menjadi tuan rumah Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) ke-37, Oktober mendatang.
Dan pada Jumat (19/7/2024), Unair memperkenalkan logo ajang bergengsi tahunan para mahasiswa dari seluruh dunia itu.
Logo itu merupakan hasil karya dari dua mahasiswa dan dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam (FIKKIA) yakni Melati Oktavia Febriana, Siti Muslikah Rahmadani dan Jayanti Dian Eka Sari SKM MKes.
“Tidak menyangka sebelumnya bahwa karya kami terpilih pada sayembara logo yang diadakan oleh Unair. Suatu kebanggaan tersendiri bagi saya dan tim untuk terlibat serta berkarya pada PIMNAS 37 kali ini,” ujar Melati.
Dalam merancang sebuah logo PIMNAS 37 Melati dan tim tidak sembarangan. Setiap elemen yang ada dalam logo mengandung suatu makna dan filosofi. Pada logo PIMNAS 37 kali ini, Melati dan tim memilih tiga warna pokok yakni biru, kuning emas dan merah.
Melati menerangkan, pemilihan warna biru ini merepresentasikan kedamaian dan kestabilan semangat para peserta dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan selama ajang berlangsung.
Warna kuning keemasan melambangkan kejayaan dan kecerdasan dari peserta yang mengikuti kompetisi bergengsi itu.
“Tak lupa, warna merah ini juga diharapkan menjadi salah satu cerminan semangat juang dan keberanian tiap peserta PIMNAS 37 dalam mencetak prestasi yang gemilang. Tentu bukan perkara yang mudah bagi mereka untuk dapat lolos pada gelaran PIMNAS 37 itu,” imbuh Melati
Ikon obor tugu pahlawan dalam logo menjadi keunikan sendiri pada PIMNAS 37. Obor ini menggambarkan semangat dan perjuangan untuk kejayaan bangsa. Dengan harapan, para peserta PIMNAS 37 dapat semangat dan berjuang dalam menciptakan solusi inovatif dan mutakhir bagi kemajuan bangsa.
“Tidak hanya itu, terdapat ikon bambu runcing pada tulisan pekan mahasiswa nasional. Hal itu mencerminkan kerja sama dan integrasi dari berbagai disiplin keilmuan serta ketajaman pemikiran para peserta untuk menciptakan inovasi dan tujuan bersama,” jelas mahasiswa FIKKIA itu.
Lebih lanjut, penggunaan perisai dalam penulisan tahun 2024 ini melambangkan perlindungan dan keamanan. Dengan penyematan perisai itu diharapkan para peserta dapat berkomitmen penuh dalam menggunakan pengetahuannya untuk melindungi kemajuan masyarakat.
Melati menjelaskan, angka 37 pada logo PIMNAS 37 ini menjadi icon tersendiri. Angka 3 terbentuk dari dua hewan yakni Sura dan Baya. Mengingat, kedua hewan tersebut merupakan ciri khas dari kota Surabaya sekaligus sebagai kota tuan rumah pada gelaran PIMNAS 37 kali ini.
Pada angka 7 ini terdapat batik Abhi Boyo yang merupakan salah satu kekayaan kebudayaan dan tradisi bangsa Indonesia khususnya Kota Surabaya. Penyematan batik ini menggambarkan keragaman dan kekayaan intelektual dimiliki oleh para peserta PIMNAS-37 yang berasal dari penjuru Indonesia.
“Pada angka 7 bagian bawah terdapat logo kolaboratif. Kami meyakini bahwa kolaborasi merupakan salah satu kunci utama dalam segala bidang serta menyatukan segala disiplin ilmu dalam menciptakan inovasi kebermanfaatan untuk bangsa dan negara,” tuturnya.
Tak lupa, ia berharap ajang PIMNAS-37 merupakan wadah inspirasi untuk para mahasiswa untuk menghasilkan riset unggulan yang bermanfaat untuk kemajuan ilmu di masyarakat. “Saya berharap, gelaran PIMNAS 37 dapat berjalan dengan sukses tanpa adanya halangan dan memberikan kesan dan memori baik untuk para peserta PIMNAS,” ungkapnya. ril/end