Ketua Dewan Juri, Wahyu P. Kuswanda (kanan) menyerahkan hadiah kepada juara pada ajang Kompetisi Geoteknik Mahasiswa Tingkat Nasional 2022, Kamis (24/11/2022) malam. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil meraih dua gelar juara pada Lomba Geoteknik Mahasiswa Nasional 2022 di Surabaya, Kamis (24/11/2022) malam.

Lomba yang digelar Himpunan Mahasiswa Sipil ITS bekerjasama dengan  Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) dan PT Teknindo Geosistem Unggul dengan tajuk Geotechnical Engineering Competition (GEC) itu, ITB meraih juara satu dan tiga.

Untuk tim ITS yang meraih juara satu yakni tim Kuya Earthbender yang beranggotakan Ilham Rahadian Widyananda, Gunadi Rizqi Pasca Aquila dan Yehezkiel Andreas. Tim ini berhasil mengumpulkan nilai dari dewan juri sebesar 86,62.

Sedangkan juara 3 disabet tim  Kuya Kuyi Tectona yang anggotanya Kevin Khaedar Nuridwan Putra, Azka Syarifa Amani dan Muchammad Ricky Ferdian. Tim ini berhasil mengumpulkan nilai dari dewan juri sebesar 82,32.

Sementara juara 2 disabet tim Pacivic Pier dari Universitas Parahyangan (UNPAR) Bandung yang anggotanya terdiri dari Alexander Tommy, Ian Hartono dan Samuel Jemmy Setiadjie dengan nilai dari dewan juri sebesar 84,15.

Para Juara memperoleh sertifikat dari Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI), trophi dan hadiah uang tunai.

Penetapan para juara itu dilakukan setelah para tim finalis menyelesaikan laporan, presentasi dan tanya-jawab hasil perancangan geoteknik masing-masing di hadapan dewan juri. Setiap tim finalis diminta untuk melakukan perancangan geoteknik berupa perbaikan tanah lunak dalam waktu 14 jam.

“Kami menetapkan para juara berdasarkan nilai rata-rata yang diberikan oleh Juri pada laporan, presentasi dan tanya-jawab hasil perancangan geoteknik yang dilakukan oleh masing-masing Tim Finalis pada  24 November 2022,” terang Ketua Dewan Juri, Wahyu P. Kuswanda dalam rilisnya, Jumat (25/11/2022).

Ketua Tim Kuya Earthbender dari ITB, Ilham Rahardian yang berhasil menyabet juara satu mengatakan bahwa selama persiapan kompetisi ini, mereka lebih banyak belajar dari tahun-tahun sebelumnya. Kemudian juga meminta arahan kepada dosen pembimbing Hendra Susila. “Beliau banyak mengarahkan, kami juga bertanya kepada kakak-kakak tingkat mencari inspirasi dan cara untuk menjadi juara,” ungkapnya.

Ia mengatakan, untuk materi lomba sendiri tak jauh dari disiplin ilmu mereka. Yaitu mengenai perbaikan tanah untuk lereng dengan sejumlah metode. “Kami mencoba menerapkan perbaikan lereng dengan cara perkuatan geotextile dan juga perkuatan permukaan dengan gabion,” ujarnya.

Atas raihan kemenangan ini, Tim Kuya Earthbender dari ITB merasa senang dapat membawa pulang gelar juara. Mereka berharap dengan bekal ilmu geoteknik tersebut, dapat mendukung pembangunan. Terutama di IKN.

“Metode-metode yang telah kami pelajari dan kami praktekkan ini tentunya akan sangat membantu pembangunan infrastruktur di Indonesia nantinya,” kata Ilham Rahardian.

Senada, Ketua Tim Pacivic Pier Samuel Jemmy mengaku lomba kali ini cukup kompleks dengan waktu terbatas. “Kami memberikan solusi yang terbaik dan menentukan parameter-parameter tanah yang tepat di sisi lain waktu yang disediakan cukup singkat. Jadi kami harus membagi waktu serta mengambil keputusan tepat,” kata Samuel Jemmy.

Sebagai peraih juara kedua, Tim Pacivic Pier merasa sangat senang atas prestasi tersebut. Mereka berharap dapat meningkatkan kemampuan dan dapat mengaplikasikan skill geoteknik tersebut dalam dunia kerja.

Direktur Utama PT Teknindo Geosistem Unggul sekaligus Ketua Dewan Juri Wahyu P Kuswanda kembali mengatakan, bahwa lomba ini telah terselenggara selama delapan kali. PT Teknindo Geosistem Unggul selalu menjadi sponsor tunggal Kompetisi Geoteknik Mahasiswa Tingkat Nasional tersebut.

Dengan adanya kompetisi melalui tantangan studi kasus ini, diharapkan dapat mengenalkan problem pembangunan pada tanah sulit di Indonesia kepada para mahasiswa geoteknik. “Terutama ini menghadapi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan,” kata Wahyu.

PT Teknindo Geosistem Unggul memiliki salah satu misi melibatkan diri dalam pengembangan ilmu geoteknik di Indonesia.  “Kegiatan ini adalah salah satu realisasi dari misi kami untuk mengembangkan ilmu geoteknik di Indonesia,” tandasnya.

Ia berharap para pemenang kompetisi akan menjadi kader-kader muda geoteknik masa depan. “Setelah lulus nanti kami berharap berprofesi sebagai ahli geoteknik menyusul senior-senior kami dan saya juga,” ungkap Wahyu. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry