“Profesionalitas petugas haji Indonesia juga memiliki andil yang sangat besar terhadap tingkat kepuasan Jemaah haji.”
Syarif Thayib (Dosen UINSA, PPIH Kloter 95 Surabaya)
LAYANAN Fast Track, benar-benar menjadi program inovatif yang mempermudah dan mempercepat proses pemberangkatan dan pemulangan Jemaah haji (reguler) Indonesia. Pada saat pemberangkatan, pemeriksaan passport dan visa haji dilakukan hanya di Bandara Indonesia. Sedangkan pemulangannya dilakukan hanya di Bandara Jeddah atau Madinah saja.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pemeriksaan keimigrasian tersebut dilakukan dua kali, yaitu pada masing-masing sesi keberangkatan dan pemulangan dari negara asal dan negara tujuan, ataupun sebaliknya yang mengular panjang melelahkan.
Penulis yang bertugas sebagai PPIH Kloter (panitia penyelenggara ibadah haji kelompok terbang) 95 Embarkasi Surabaya (SUB) merasakan betul efektifitas kerja dan efisiensi waktu dari kebijakan tersebut, karena penulis bisa membandingkannya dengan pengalaman tugas yang sama pada 2017, atau ketika penulis mengalami sendiri sebagai Jemaah haji biasa pada 2007.
Tidak hanya Fast Track yang menjadi primadona layanan Jemaah haji 2024 kali ini. Fasilitas hotel, antar jemput Jemaah haji ke Masjidilharam, taste konsumsi Indonesia full tiga kali sehari selama di tanah suci dan lain-lain dan seterusnya jauh lebih baik dari haji-haji sebelumnya.
Maka sangat wajar jika tingkat kepuasan Jemaah haji Indonesia 2024 melesat jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penilaian obyektif ini tentu hanya bisa diberikan oleh mereka yang pernah menunaikan ibadah haji, karena mereka punya bahan perbandingan haji sekarang dengan pengalaman haji sebelumnya.
Silah temui mereka yang sudah berhaji, dan bagaimana kepuasan (terutama) pada layanan selama berhaji 2024 ini. Penulis haqqul yaqin, tingkat kepuasan mereka di atas 90%. Kok bisa? Mana buktinya?!
Kementerian Agama (Kemenag) sebagai panitia penyelenggara haji memberi form penilaian yang harus diisi oleh jemaah haji, baik ketika mereka sedang di tanah suci (pertengahan ibadah haji). Maupun saat kepulangan mereka ke tanah air.
Lima petugas Kloter juga tak luput dari kewajiban mengisi form di atas. Kami dimintai pendapat tentang bagaimana layanan oleh stakeholder akomodasi, konsumsi, dan transportasi di Makkah, Madinah, maupun selama ARMUZNA (Arofah, Muzdalifah, dan Mina).
Penulis mengisi form itu dengan tingkat kepuasan yang sangat tinggi. Akomodasi atau fasilitas Hotel Haji 2024 misalnya, jauh lebih baik dibandingkan yang penulis rasakan pada 2007 dan 2017. Hotel Jemaah haji sekarang jauh lebih bersih, karena layanan cleaning room-nya diberikan hampir tiap hari. Kami bisa berganti handuk hotel, juga minta sabun, shampoo tiap hari dan seterusnya.
Taste konsumsi juga benar-benar khas lidah Indonesia. Belum lagi suplai buah segar diberikan secara bergantian tiap kali sarapan, makan siang, dan makan malam. Ada apel, pear, jeruk, pisang, dan kurma. Bahkan semua Jemaah haji suka-suka dalam 24 jam sehari bisa menikmati minuman super panas dan dingan es, karena di setiap kamar Jemaah haji tersedia kulkas, plus dispenser berjajar di setiap lorong kamar Hotel.
Transportasi lokal selama 30 hari di Makkah juga gratis. Jemaah haji bisa mondar-mandir ke Masjidilharam dalam 24 jam. Atau jika ada Jemaah haji yang ingin mengunjungi kolega satu sama lain, tidak perlu naik Taksi berbayar. Cukup gunakan transportasi Bus Shalawat ke Masjidilharam, dari sana mereka bisa gunakan Bus Shalawat dengan tujuan ke semua Hotel Jemaah haji Indonesia.
Profesionalitas petugas haji Indonesia juga memiliki andil yang sangat besar terhadap tingkat kepuasan Jemaah haji. Terbukti hanya petugas haji Indonesia sajalah yang banyak berseliweran di Makkah – Madinah. Jemaah haji Indonesia sewaktu-waktu mudah menjumpai petugas haji, karena petugas haji wajib menggunakan seragam/ dress code sejak keluar dari kamar hotel.
Ketika tiba acara seremonial pemulangan Jemaah haji di Debarkasi Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Jum’at dini hari kemarin (19 Juli 2024). Penulis diminta oleh PPIH (panitia penyelenggara ibadah haji) Jawa Timur memberi sambutan seremonial pemulangan mewakili PPIH Kloter (kelompok terbang). Waktunya tidak boleh lebih dari 2 atau 3 menit saja. Maka spontan penulis sampaikan dihadapan 370 jemaah haji Kloter 95 SUB “Isyhad” atau testimoni, atau kesaksian bagaimana kinerja PPIH Kloter.
Tanpa prolog, setelah salam, langsung penulis sampaikan: “Mohon berkenan kepada Jemaah haji sekalian untuk memberikan kesaksian atau Isyhad tentang pelaksanaan tugas kami sebagai PPIH Kloter sebelum kami dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT kelak, atas tugas kami sebagai pelayan tamu-tamu agungNya. Cukup jawab pertanyaaan kami dengan jawaban Baik atau Tidak. Bisa dimengerti?”
Jemaah pun menjawab kompak. “Siaap..!!”
Kemudian penulis melanjutkan pertanyaan: “Apakah kami berlima sudah melaksanakan tugas layanan kepada Jemaah haji Kloter 95 SUB dengan baik?”
Mereka menjawab serentak dengan teriakan memekik: “Baiik..!!!”
Suasana makin bergemuruh dengan tepukan tangan kompak jemaah haji usai meneriakkan jawaban “Baik” itu.
Sontak penulis berharap teriakan “Baik” mereka menembus ‘Arsy (singgasana) Tuhan di langit, sehingga melapangkan “hisab” pertanggungjawaban amanah yang kami emban di dunia.
Alasan permintaan “Isyhad” sengaja penulis mintakan kepada Jemaah, bukan hanya karena singkatnya waktu (2 – 3 menit) sambutan yang diberikan, tetapi karena penulis sadar betul bahwa apapun amanah yang kita emban di dunia, pasti kelak akan dimintakan pertanggungjawabannya. Apalagi amanah sebagai petugas pelayanan ibadah haji.
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim Rasulullah SAW bersabda: “Kullukum ra’in wa kullukum mas’ulun an ra’iyyatihi” (setiap dari kalian adalah pemimpin, dan tiap-tiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya).
Selain itu, sejak awal mengemban tugas sebagai PPIH Kloter, bawaan penulis memang super PeDe (percaya diri), alias overconfidence, bahwa dengan sistem pelayanan, bimbingan, dan perlindungan terhadap Jemaah haji yang dikembangkan selama pelatihan Bimbingan Teknis PPIH Kloter yang diberikan sebelum keberangkatan petugas Haji bakal menaikkan tingkat kepuasan Jemaah haji.