
Maulana menciptakan briket ramah lingkungan berbahan dasar limbah ampas kopi dan kulit ari kelapa. Inovasi ini dikembangkan di bawah bimbingan dosen, Heri Murnawan dengan tujuan memanfaatkan limbah organik dan mendukung gerakan energi terbarukan.
Dalam proses pembuatannya, Maulana mengombinasikan ampas kopi dan kulit ari kelapa dengan tepung tapioka dan air sebagai perekat. “Setelah mendapatkan komposisi yang tepat, campuran ini dipadatkan menggunakan cetakan khusus untuk menghasilkan briket dengan bentuk yang dapat disesuaikan,” ungkap mahasiswa semester sembilan tersebut.
Sebagai bagian dari inovasinya, Maulana juga merancang alat pencetak briket yang dilengkapi dengan heater untuk mempercepat proses pengeringan. “Teknologi ini membuat proses produksi lebih efisien. Desain alat pencetak juga fleksibel, sehingga bentuk cetakan dapat diubah sesuai kebutuhan pengguna,” jelasnya.
Pengujian dilakukan dengan memanfaatkan limbah ampas kopi dari coffee shop Jokopi Indonesia yang mencapai 330 kg per bulan dan limbah kulit ari kelapa dari UMKM Ridho Abadi yang mencapai 240 kg per bulan. “Saya menggunakan bahan dari coffee shop dan UMKM dengan kualitas yang lebih bersih dan efisien,” tutur Maulana.
Briket hasil inovasi ini memiliki daya tahan tinggi dan menghasilkan lebih sedikit residu dibandingkan bahan bakar konvensional. “Briket ini mampu bertahan hingga dua jam saat digunakan dan hanya menghasilkan sekitar satu persen residu abu, jauh lebih sedikit dibandingkan arang konvensional,” paparnya.
Melihat potensi besar dari inovasi ini, Maulana berencana mengembangkannya menjadi usaha produksi dan penjualan briket berbasis limbah kopi dan kulit ari kelapa. “Saya optimis produk ini memiliki peluang pasar yang menjanjikan dan berencana membuka usaha dalam waktu dekat,” ujarnya.
Maulana juga menyarankan agar inovasi ini dapat dikembangkan menjadi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan meningkatkan kapasitas mesin produksi. “Pemilik UMKM sebaiknya memperbesar kapasitas mesin produksi agar dapat meningkatkan volume produksi dan memaksimalkan hasilnya,” sarannya.
Dengan adanya inovasi seperti ini, Untag Surabaya semakin menunjukkan perannya sebagai perguruan tinggi yang unggul dalam penelitian dan pengembangan teknologi ramah lingkungan. Maulana dijadwalkan akan diwisuda pada 23 Februari mendatang. ril/lis