SURABAYA | duta.co – Guna meningkatkan literasi di Jawa Timur, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Jatim bersama Perpusnas Press menggelar lomba menulis esai bertema “Ragam Pesona Jatim”. Kegiatan ini merupakan bagian dari Inkubator Literasi Pustaka Nasional (ILPN) Jatim tahun 2024.

Kegiatan diawali dengan sosialisasi ILPN Jatim 2024 di Graha Pustaka, Kantor Disperpusip Jatim, Kamis (20/6). Kepala Disperpusip Jatim, Ir. Tiat S. Suwardi, M.Si., membuka acara bersama Pimpinan Redaksi Perpusnas Press, Edi Wiyono.

“Semestinya acara ini sudah dilaunching pada tanggal 12 Juni 2024 lalu di acara Gerakan Indonesia Membaca. Dan sekarang baru dilaksanakan sosialisasinya,” ujar Tiat.

Tiat menyebut, ada 90 peserta terlibat dalam sosialisasi ini. Mereka mendapat pembekalan dari narasumber. Menurutnya, peningkatan literasi di Jatim merupakan kebutuhan mendesak yang membutuhkan perhatian serius dari semua pihak.

“Bukan hanya tanggung jawab pemangku kepentingan yang berkutat di dunia perpustakaan saja, tetapi semua lapisan masyarakat pentahelix,” katanya.

Tiat menyoroti upaya pemerintah yang masih terfokus pada penguatan literasi dasar seperti membaca, menulis, berhitung, dan berbicara. Padahal, literasi merupakan kemampuan individu dalam calistung, berbicara, serta memecahkan masalah sehari-hari. “Kemampuan literasi sangat penting dalam menentukan daya saing seseorang,” tandas Tiat.

Oleh karena itu, Tiat menekankan perlunya upaya peningkatan kemampuan literasi masyarakat yang nyata. Berdasarkan kajian Perpusnas RI, pada 2023, Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) masyarakat Jatim tergolong sedang, mencapai 69,78 dan meningkat dari tahun 2022 sebesar 68,54.

“Untuk Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) nya pada tahun 2023, Jatim sebesar 75,18. Nilai TGM dan IPLM Jatim pada tahun 2023 masih di atas rata-rata nilai nasional dengan nilai 66,77 untuk TGM dan IPLM sebesar 69,42,” terangnya.

Tiat mengimbau masyarakat mengeksplorasi kegemaran membaca, salah satunya dengan mengunjungi perpustakaan. Seluruh peserta nantinya akan mendapat bimbingan, pelatihan, dan kesempatan mengikuti kompetisi menulis buku antologi Ragam Pesona Jawa Timur.

“Hingga saat ini sulit menemukan rujukan berbentuk tulisan berbasis kearifan lokal,” tutur Tiat.

Ia berharap, program ILPN Jatim 2024 dapat menelurkan penulis-penulis berbakat di Jatim yang dapat menerbitkan buku-buku bermutu serta berujung pada kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, Edi Wiyono berharap proses inkubasi ini dapat menghasilkan buku berkualitas tentang kearifan lokal sebagai warisan masa depan. “Ini akan menjadi dasar untuk memastikan karya-karya yang dihasilkan teman-teman dari Jatim itu layak untuk terbit. Ada proses kurasi yang panjang agar ketika dibaca masyarakat, bisa mendapatkan informasi atau value yang luar biasa,” terang Edi.

Inkubasi literasi ini akan berjalan berkelanjutan melalui roadmap yang disiapkan Perpusnas RI, meliputi peta jalan jangka pendek, menengah, dan panjang. Jangka panjangnya, Perpusnas Press akan “memaintenance teman-teman penulis ini agar memiliki semangat dan juga interesting terhadap bidang kepenulisan” melalui Forum Inkubator Literasi Perpustakaan Nasional.

Edi mengapresiasi penulisan tentang potensi Jatim yang sudah masif, namun menyayangkan kebaruan atau novelty dari wisata yang belum tereksplorasi masih banyak.

“Harapan kita adalah ada kebaruan dari informasi yang dihasilkan terkait ragam pesona Jatim,” ujarnya.

Selain Jatim, ILPN juga berlangsung di 19 provinsi lainnya di Indonesia. Sejak 2020, Perpusnas Press sudah mencetak dan menerbitkan 45 buku dengan lebih dari 650 penulis terlibat.

Usai pembukaan, peserta mendapat pemahaman tentang tips penulisan dari Yusron Amirulloh seputar pengalaman dunia penulisan ragam kearifan lokal, Teguh Wahyu Utomo tentang menghasilkan karya esai yang menarik dan layak terbit, serta Bambang Prakoso tentang pentingnya penulisan kearifan lokal Jatim. (gal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry