KH Wachid Muin (kanan) Gus A'am (tengah) dan Gus Rozaq. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Gus A Wachid Muin, Bendahara Barisan Kyai dan Santri Nahdliyin (BKSN) mengaku heran dengan demo ‘Santri Nyekar Bareng’ di Jombang yang melibatkan ribuan santri gegara melihat video Sandi melangkahi makam.

“Demo seperti itu tidak lazim, di luar budaya santri. Kalau ada kekhilafan, mesti diingatkan baik-baik. Toh sangat jelas tidak ada niatan dari Sandi untuk menghina ulama. Jangan terus ‘digoreng’, apalagi dengan unjukrasa, membawa poster. Malu dilihat orang,” demikian Gus Wachid, panggilan akrabnya kepada duta.co, Selasa (13/11/2018).

Seperti diberitakan duta.co, baru pertama kali terjadi dalam sejarah, ada ribuan santri unjukrasa dengan tema ‘Santri Nyekar Bareng’ ke makam ke KH Bisri Syansuri Denanyar, berangkat dari Ringin Contong, Jombang menuju Denanyar.

Unjukrasa ini menyusul viralnya video Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno yang dinilai tidak sopan saat ziarah ke KH Bisri Syansuri, di media sosial. Sandi dianggap menghina ulama NU yang sudah meninggal. Melangkahi makam salah satu pendiri NU di waktu tabur bunga, dianggap sudah melampaui batas.

Mereka membawa sejulah poster, di antaranya bertuliskan: ‘Kami Para Santri Siap menjaga Marwah Kiai’. “Aksi damai ini kami lakukan untuk memberikan contoh yang baik terhadap Pak Sandi, bagaimana caranya menghormati ulama meskipun beliaunya sudah meninggal dunia,” kata Faizuddin Fil Muntaqobat kordinator aksi, Senin (12/11/2018).

Menurut Faiz, viralnya video Sandiaga Uno, jika tidak segera disikapi, akan menjadikan hal yang tidak baik dan bisa jadi ditiru oleh para generasi mendatang. “Nyekar (ziarah) ke makam leluhur maupun para ulama, itu merupakan wujud menghormati, dan menjaga etika serta kesopanan. Namum apa yang dilakukan Sandi merupakan wujud ketidaksopanan dan penghinaan terhadap ulama,” katanya.

Kata ‘penghinaan’ inilah yang menurut Gus Wachid, kelewat maju. Ia khawatir demo ini merupakan bagian dari upaya menjatuhkan nama Sandi menjelang Pilpres 2019. “Kalau itu tujuannya, tidak akan sampai. Membesar-besarkan masalah ini, hanya akan ditertawakan orang. Mulai kapan santri jadi ‘kagetan’. Nanti kalau melihat Sandi bersin tidak baca Alhamdulillah, marah,” katanya sambil tersenyum.

Jangan Ikut Irama Politik Orang

Karena itu, pesannya, santri tidak perlu mengikuti ‘irama politik’ orang lain. Jangan buang-buang waktu belajar untuk hal yang tidak perlu. “Istiqomah belajar lebih baik. Turun jalan malah bikin macet jalan, kasihan warga yang lewat,” tegasnya.

Gus Wachid sepakat dengan apa yang dibacanya dari cucu Kiai Bisri Syansuri, Mochammad Sa’dun Masyhur (Jawa Tengah). Beliau menegaskan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan makam sang kakek dilangkahi oleh Cawapres Sandiaga Uno. Karena bisa jadi Sandi belum paham.

“Jadi, saya Mochammad Sa’dun Masyhur, cucu mbah Bisri Syansuri dari Tayu Wetan, Pati menyatakan berita melangkahi makam itu biasa sajalah. Kalau hanya melangkahi secara tidak sengaja ya…, nggak masalah juga. Yang gak boleh kalau disembah-sembah,” tegas Gus Sa’dun dalam keterangannya melalui pesan singkat kepada INDOPOS, Senin (12/11/2018) malam.

Selain itu, lanjut Gus Sa’dun, kalau orang dengan pongah sengaja menginjak–injak makam sebagai penghinaan itu yang harus dipermasalahkan. “Atas dasar itu, yang dilakukan Sandi kan tidak sengaja melangkahi. Jadi tidak perlu overacting dibesar-besarkan beritanya,” tandasnya.

Hari ini, sejumlah orang yang ingin merusak nama Sandi, ketika menulis nama KH Bisri Syansuri selalu diberi embel-embel, yang makamnya dilangkahi Sandi.  “Ironi dan memalukan,” tegas Gus Wachid. (mky,ind)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry