SURABAYA | duta.co – Rocky Gerung terpaksa harus membatalkan kedatangannya di Seminar Akal Sehat menyambut 18 Koran Duta Masyarakat, Sabtu (2/2/2019). Meski begitu, Rocky mengirim pesan suara agar peserta tidak kecewa, dan janji bertemu lain waktu guna membahas politik akal sehat.

“Kepada teman-teman di Surabaya, yang seharusnya mendengarkan uraian saya tentang akal sehat, minta maaf sekali karena hari ini saya tidak bisa hadir, masih ada proses hukum yang harus saya siapkan. Sekali lagi, saya mohon maaf, lain kali kita akan bertemu dalam forum akal sehat,” demikian ‘pesan suara’ Rocky yang didengar seluruh peserta seminar baik yang memenuhi di lantai III maupun di lantai I Graha Astranawa, Surabaya.

Rocky juga minta peserta tidak berhenti, tetap meneruskan acara yang dinilai sangat penting ini. “Khusus buat Kiai Haji Choirul Anam saya berterima kasih karena saya diundang, tetapi alasan hari ini tidak memungkinkan saya tiba bersama kiai dan umat , teman-teman sesama warga negara di Surabaya,” tegasnya.

“Sekali lagi mohon maaf, silakan meneruskan acara, dan kita berbahagia masih ada kesempatan lagi nanti untuk sama-sama mengawal apa yang kita sebut politik akal sehat itu. Ini upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, supaya kita tumbuh sebagai negara yang besar, warga negara yang kuat dalam berargumen, sehingga tidak mudah dipecah belah oleh sentimen. Sekali lagi mohon maaf, terima kasih assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,” pungkasnya.

Cak Anam (kanan) dan Dr Tatang Istiawan. (FT/Ridho)
Pelapor Gagal Paham

Seperti dibertakan Rocky telah dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri pada April 2018 lalu karena pernyataannya terkait ‘kitab suci itu fiksi’. Sekitar 9 bulan berlalu sejak pelaporan itu, Rocky diperiksa polisi untuk pertama kalinya.

Pemeriksaan Rocky digelar di Polda Metro Jaya di mana kasus ini memang telah dilimpahkan Bareskrim ke Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya. Sebelumnya polisi telah memeriksa pelapor atas nama Jack Boyd Lapian.

Rocky diperiksa penyidik kira-kira 4,5 jam sejak sore hingga malam hari sekitar pukul 20.40 WIB, Jumat (1/2). Menurut Rocky, sebanyak 20 pertanyaan diajukan penyidik kepadanya. “(Diberi) 20 itu (pertanyaan),” ujar Rocky sesaat setelah keluar ruang pemeriksaan, Jumat (1/2) malam.

Rocky mengatakan sebenarnya awalnya ada 18 pertanyaan. Namun polisi menambah dua pertanyaan lagi tentang kitab suci. “Klarifikasi tentang pengetahuan saya, hubungan misalnya kitab suci dan agama, hal-hal standar yang mesti diterangkan sebagai keterangan hukum, keterangan memperlihatkan pengetahuan saya tentang dua konsep itu, kitab suci dan fiksi,” tutur Rocky.

Rocky juga menyinggung pelapor tak paham perbedaan antara fiksi dan fiktif. Rocky pun menjelaskan kepada penyidik makna dari kata ‘fiksi’. Menurut dia, fiksi adalah suatu energi untuk mengaktifkan imajinasi, sementara ‘fiktif’ cenderung memiliki makna mengada-ada.

“Intinya adalah mencari klarifikasi tentang istilah fiksi, itu intinya. Berulang kali saya terangkan karena berulang kali ditanyakan apa makna fiksi. Rupanya si pelapor itu gagal paham beda antara fiksi dan fiktif,” jelas Rocky. (mky,dtc)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry