Pemilik Mayapada Group, Dato Sri Prof Dr Tahir (kiri) didampingi Caleg DPR-RI, dari Partai Golkar, Abraham Sridjaja (kanan) saat memberikan paparan kondisi ekonomi Indonesia dalam Seminar "Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Pemilu 2019” di Grand City Surabaya, Jumat (29/3) malam. DUTA/RIDHO

SURABAYA | duta.co – Indonesia masih memiliki prospek  ekonomi yang maju dan berkembang di kemudian hari. Terutama setelah Pemilu 2019 in.

Karena Indonesia memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang bisa terus digali dan dimanfaatkan demi kemajuan perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

Optimisme itu diutarakan konglomerat Dato Sri Tahir saat menjadi pembicara dalam seminar Prospek Ekonomi Pasca Pemilu 2019 di Grand City Convex Surabaya, Jumat (29/3) malam.

Pemilik jaringan Mayapada Group itu mengatakan pertumbuhan ekonomi bukan masalah deratan angka-angka tapi lebih pada konten atau isi dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri. “Dan ini relatif bukan absolut,” ujar Tahir.

Tajir memprediksi ada lima arah atau prospek ekonomi Indonesia di masa mendatang.  Lima arah itu adalah moderniasasi agrikultur, menggerakman sektor riil, pengolahan hasil laut, pariwisata dan pengolahan kembali sumber daya alam (SDA).

“Kekayaan Indonesia ini berlimpah. Tak ada yang bisa menandinginya. Pengelolaan yang baik hasilnya juga juga luar biasa,” ungkapnya.

Modernisasi agrikultur kata Tahir adalah mencari nilai tambah dari hasil perkebunan, pertanian dan sejenisnya yang saat ini ada.

Nilai tambah ini untuk menjadikan petani semakin kaya. Kalau petani kaya maka daya beli akan meningkat.

“Kalau dulu tebu hanya untuk gula naka carilah nilai tambah lainnya. Begitupun dengan lainnya. Misalnya kalau sebelumnya petani menanam nanas, maka nanasnya harus diolah,” tukasnya.

Prospek kedua yakni menggerakkan sektor riil. Diakui Tahir perang dagang antara Tiongkok dan Amerika harusnya menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi Indonesia. Industri-industri besar di Tiongkok yang tutup bisa ditarik untuk investasi di Indonesia.

Menggerakkan sektor riil ini dengan mereformasi pabrik-pabrik lama menjadi industri kerakyatan bukan hanya berpikir industri 4.0.  Dengan masuknya investasi asing pelimpahan dari Tiongkok bisa menciptakan lapangan kerja lebih banyak.

“Tebu itu banyak yang suka banyak yang mau masuk. Kalau kelapa sawit investor sudah jenuh. Galakkan industri yang padat karya bukan hanya padat kapital, ” ungkapnya.

Prospek ketiga kata Tahir, pengolahan potensi laut. Indonesia harus bersyukur memiliki laut yang luas dengan kekayaannya ratusan juta spesies ikan.

Hasil dari laut ini perlu diolah, jangan lagi dijual mentah. Industri di bidang ini cukup menjanjikan misalnya cold storage atau pengolahan ikan lainnya.

Peraih gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Airlangga dan Universitas Gajah Mada ini juga mengatakan potensi yang bisa dikembangkan lagi adalah pariwisata.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam yang bisa menghasilkan uang. Daerah seperti Bali kata Tahir tidak bisa diduplikasi daerah lain di dunia.

“Kita punya culture tourism yang tidak dimiliki oleh negara lain. Itu yang mahal. Di Bali, orang dikasih tips sama tamu bilang terima kasihnya berkali-kali tapi kalau di negara lain dikasih tips mana ada bilang terima kasih,” tuturnya.

Prospek kelima pertumbuhan ekonomi di Indonesia kata Tahir adalah mengolah kembali sumber daya alam.

Kalau dulu pohon-pohon ditebang dan dijual gelondongan, sekarang harus dibuat sesuatu yang bernilai lebih tinggi.

Diskusi yang dipandu presenter Rosiana Silalahi ini digelar atas kerjasama Mayapada Group dengan calon anggota legislatif Abraham Sridjaja.

Abraham menyebut kehadiran Tahir yang tidak hanya sebagai praktisi ekonomi tapi juga Profesor dan Doktor bidang yang sama itu bisa memberikan pencerahan dan optimisme kepada para pengusaha lintas generasi yang hadir dalam acara puncak Sahabat Abraham ini.

“Seperti kata Dato Sri Tahir, jika pemerintahan saat ini berlanjut, maka ekonomi akan terus menguat,” pungkas Abraham Sridjaja. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry