Tampak duet Khofifah-Emil (FT/ist), iseng warganet duet KH Marzuki Mustamar-Puti dan Cak Imin saat menjadi calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 1 mencukur rambut. (Foto: AMIN)

SURABAYA | duta.co – Yusuf Hidayat, alumni PP Tebuireng Jombang ini, merasa heran dengan gerakan politik PKB, terutama terkait Pemilihan Gubernur Jatim, November 2024 mendatang.

“Mestinya, Bu Khofifah itu menjadi kader atau aset politik PKB. Bukan justru Golkar, PAN dan Demokrat yang memilikinya,” demikian Gus Yusuf panggilan akrabnnya kepada duta.co, Minggu (19/5/24).

Gus Yusuf (kiri) saat sowan kiai. (FT/IST)

Mengapa Bu Khofifah harusnya menjadi milik PKB?  “Pertama, diakui atau tidak, Bu Khofifah adalah kader NU yang pernah membesarkan PKB. Pernah menjadi anggota DPR RI dari PKB. Beliau sendiri mengatakan tidak pernah keluar dari PKB. Kok bisa dimusuhi? Ini menjadi tontonan terbuka, disaksikan jutaan nahdliyin, bahwa, partai ini dalam kebingungan yang nyata,” tambahnya.

Kedua, urainya, kondisi ini justru menampar wajah PKB sendiri. Sebagai partai politik mestinya mengedepankan kepentingan rakyat. Bukan menjadi alat orang tertentu. “Maka, semakin PKB berulah, semakin nyata dalam pandangan rakyat, bahwa, partai ini didekap kepentingan eksklusif, kepentingan minimalis (seseorang). Ini berbahaya bagi sebuah Parpol yang didirikan Gus Dur,” tegasnya.

Ketiga, “Model politik PKB ini semakin memperjelas kalau dia (DPP PKB dengan Ketua Umum Muhaimin Iskandar alias Cak Imin) bertolak belakangan dengan visi-misi politik Gus Dur. Tidak heran kalau belakangan, membesar gerakan ‘menyelamatkan’ PKB. Di sejumlah daerah sudah terdengar rumor saling tekan. Gus Irsyad (Pasuruan) blak-blakan mundur dari Ketua DPC PKB, ada apa? Masak karena tidak mencapai target?” lanjutnya sambil bertanya.

Mana Jagomu?

Menurut Gus Yusuf, golden ticket yang dimiliki PKB Jatim (karena bisa menyalonkan sendiri tanpa koalisi), justru menjadi musibah, bukan berkah. Sekarang muncul dalam sebuah survey nama KH Marzuki Mustamar. “Lucunya, kader PKB menyebut Kiai Marzuki bakal menang. Alasannya telah didholimi PBNU, dipecat tanpa tabayun. Apa hubungannya dengan Pilgub Jatim? Ini menunjukkan ketidakpahaman dia sebagai Parpol,” lanjutnya.

Lebih ironis lagi, katanya, mengerek nama KH Marzuki Mustamar untuk memperoleh belas kasihan atau rasa iba dari rakyat, itu keliru besar. “Ini pandangan sangat keblinger. Rakyat itu berbelas kasih kepada orang yang terdholimi dalam hal kebijakan umum. Bukan masalah internal. Ini justru mempertontonkan konflik PKB dengan NU makin payah. Dan, benar-benar payah,” pungkas Gus Yusuf dengan nada heran. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry