JAKARTA | duta.co — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, prestasi olahraga Indonesia yang saat ini belum begitu mentereng dikarenakan masih banyaknya generasi stunting yang mengisi pos olahraga nasional.
“Dugaan saya kenapa prestasi kita tidak melesat karena memang masih banyak generasi stunting,” ujarnya saat menghadiri Announcement of Chef De Mission Multievent Tim Indonesia 2023, di Kantor Komisi Olimpiade Indonesia, pada Selasa (14/2/2023).
Dalam kesempatan itu, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengumumkan 3 orang Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia di 3 multievent olahraga internasional yang akan diselenggarakan di tahun 2023, yakni:
•CdM Asian Games, dijabat oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono;
•CdM Asian Indoor Martial Art Games (AIMAG), dijabat oleh Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak;
•CdM SEA Games, dijabat oleh Ketua Umum Perbasi DKI Jakarta Lexyndo Hakim.
Muhadjir menyerahkan Surat Keputusan (SK) sekaligus menyerahkan jaket pertanda ketua kontingen Tim Indonesia. Dia juga memberikan apresiasi pada para tokoh yang diangkat menjadi ketua kontingan yang merupakan kepercayaan yang luar biasa.
“Ini dipercayakan pada orang yang hebat, yang memiliki gairah, passion, syahwat di bidang olahraga yang akan menjadi tanggung jawabnya,” jelasnya.
Penyintas stunting
Data Bank Dunia atau World Bank menyatakan bahwa usia produktif atau angkatan kerja Indonesia pada masa bayinya mengalami stunting mencapai 54%. Artinya, hampir separuh angkatan kerja saat ini adalah penyintas stunting.
Untuk menghasilkan generasi Indonesia yang tangguh, dan berdaya saing, maka Muhadjir mengatakan, pemerintah berupaya untuk mengurangi potensi lahirnya generasi stunting dan juga menangani kemiskinan ekstrem.
Target yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi pada 2024 adalah 14 persen, kemudian untuk kemiskinan pada 2024 ditargetkan 0 persen.
Berbagai intervensi dilakukan pemerintah untuk mencapai target penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem di seluruh Indonesia. Dimulai pada remaja perempuan, sebelum kehamilan, dan intervensi saat kehamilan dengan pemenuhan gizi ibu hamil, dan pemenuhan gizi pada bayi dan balita.
Kemudian, untuk kemiskinan ekstrem, intervensi yang dilakukan pemerintah adalah dalam pemenuhan sarana sanitasi dan air bersih, dan perbaikan lingkungan kumuh.
Menurut Muhadjir, upaya penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk memastikan generasi yang lahir adalah generasi tangguh dan unggul yang bebas dari stunting. (*/ANO)