SURABAYA | duta.co – Aneh! Tapi nyata. Inilah yang dialami Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Jawa Timur, Drs Muhammad Said Sutomo. Dalam sehari dia melakukan rapid test covid-19 dengan hasil berbeda. Satu negatif. Satu lagi, positif.

“Ceritanya, Minggu (28/2/2021), saya mau berangkat ke Jakarta naik Kereta Api melalui stasiun Gubeng, Surabaya. Pesan tiket cuma tersisa ekonomi. Untuk protokol, maka saya cek kesehatan melalui GeNose C19. Hasilnya saya dinyatakan positif,” jelas Said Utomo kepada duta.co, Minggu (28/2/21).

Melihat hasil ini, tentu, dia dilarang berangkat hari itu juga. Setidaknya isolasi mandiri terlebih dahulu. “Tetapi, saya tidak puas dengan hasil tersebut. Karena Selasa (23/2/2021), saya telah divaksin di RS AU Soemitro Surabaya,” jelasnya.

Maka, untuk menghilangkan ketidakpuasan, ia minta second opini dengan rapid test antigen yang, juga tersedia di tempat tersebut. “Lucunya, tidak bisa. Dan tanpa alasan yang jelas. Padahal saya siap bayar,” tambahnya.

Karena gagal berangkat, maka, mantan Ketua PC GP Ansor Pasuruan ini refund tiket, pindah ke Stasiun Pasar Turi Surabaya. “Kebetulan di sini ada kursi eksekutif. Dan untuk test kesehatan saya tidak mau pakai GeNose lagi, saya pilih rapid test Antigen. Hasilnya Negatif. Pertanyaannya: KOQ BISA?,” urainya.

Masih menurut Said, jangan-jangan banyak kasus seperti ini. Dan ini, tambahnya, tentu membuat orang ‘cegek’ alias kapok, ogah test kesehatan. “Kita khawatirkan rapid test itu jadi ajang bisnis. Padahal, dua-duanya menggunakan stempel dokter,” pungkasnya.

Seperti terlihat duta.co, di berkas test GeNose, terlihat hasilnya positif, ditandatangani dr Erpila Holy Junita. Sementara test Antigen yang dilakukan di klinik Nurani Jaya 37, diteken dr Marisca Asukawati, hasilnya negatif. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry