
SURABAYA | duta.co – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengundang seluruh jajaran Mustasyar PBNU. Tujuannya untuk menjelaskan sejumlah keputusan rapat Syuriah PBNU.
Undangan Rais Aam ini bertempat di PP Lirboyo. Waktunya, hari ini (Kamis 25/12/25) sehari setelah ‘deadline islah’ keputusan Musyawarah Kubro (Muskub), di tempat yang sama, Lirboyo.
“Ini baru benar. Rais Aam mengundang Mustasyar PBNU. InsyaAllah saya datang, meski tidak masuk dalam undangan,” jelas KH Ishaq Masykuri, dzuriyyah pendiri NU almaghfurlah KH Ahmad Baidhowi, Lasem, Jawa Tengah kepada duta.co, Kamis (25/12/25) sambil tersenyum.
“Organisasi itu punya AD/ART, meski AD/ART itu bukan kitab suci, tetap harus kita hormati. Kita semua mesti hormat kepada sesepuh NU, tetapi, itu bukan berarti tatanan jamiyah kita nafikan,” tanbahnya.
Menurut Kiai Ishaq, PBNU pasti menemukan jalan keluar untuk mengatasi kemelut ini. Apakah harus muktamar dipercepat, atau bentuk lain, silakan. “Tetapi penyakit utama harus diperhatikan, jangan terulang. Misalnya, budaya riswah, sogok-menyogok dengan duit, itu harus berhenti. Baru berkah dan NU memperoleh pemimpin yang berkwalitas,” tegasnya.
Model Musyawarah Kubro (Muskub), jelas Kiai Ishaq, itu tidak dikenal dalam AD/ART NU. “Masak ada mustasyar mengundang PWNU, PCNU. Dasarnya apa? Karena itu, kalau Rais Aam tidak datang, saya kira itu benar, berpijak peda AD/ART. Dan tetap hormat kepada sesepuh NU, asal jangan sampai membuat tatanan jamiyah ini amburadul,” tegasnya.
Dan, lanjutnya, kalau acara seperti musyawarah kubro ini ditolerir, bisa menjadi preseden buruk bagi organisasi. “Bayangkan, seseorang pribadi bisa mengundang, PBNU, PWNU, PCNU hanya karena pengaruhnya atau kuat akomodasi dan transportnya, ini tidak boleh terjadi. Kalau dibiarkan, yang punya duit bisa berbuat apa saja, bahaya,” tegasnya.
KH Ishaq menyampaikan, ber-NU itu tidak perlu aneh-aneh. “Saya ini menjadi pengurus Cabang sekitar 20 tahun. Tahu persis bagaimana menjalankan roda organisasi. Ada aturan yang harus kita junjung bersama demi jamiyah. Ada pula pantangan yang tidak boleh dilakukan sebagai jamiyah Islamiyah. Kalau semua taat aturan, insyaAllah jalan baik,” pungkasnya. (mky)






































