JAKARTA | duta.co – Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi melarang umat Islam seluruh dunia mengambil gambar di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dan serambinya. Pelarangan berlaku baik dengan menggunakan segala jenis, bentuk, maupun sarana lainnya. Larangan ini telah diberitahukan kepada para penanggung jawab urusan haji di negara-negara asal jamaah haji.
Menteri Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi Mohammed Saleh Bin Taher Benten menjelaskan alasan larangan itu. Yakni ada sebagian jamaah haji dan umrah menaikkan bendera negara mereka. Kemudian, mereka mengambil gambar di dalam koridor Masjidil Haram.
“Ketika ditegur dan dinasihati oleh pihak yang berwenang keamanan Masjdil Haram, sebagian dari mereka berdalih bahwa hal itu untuk kenang-kenangan. Mereka tidak tahu bahwa ada instruksi yang melarang pengambilan gambar tersebut.” Demikian surat edaran yang diterima Kementerian Agama RI, Kamis (23/11).
Menurut dia, larangan itu dikeluarkan untuk menghindari terjadinya pelanggaran peraturan dan undang-undang oleh jamaah haji dan umrah. Juga, dalam rangka menghormati kesucian dua masjid suci itu. Termasuk demi terciptanya suasana ibadah bagi orang-orang di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Apalagi, pengambilan gambar juga akan mengganggu dan memancing perasaan orang-orang yang ada di dua masjid suci itu.
Karena itu, Kementerian Haji dan Umrah mengimbau seluruh lembaga negara yang mengurusi haji untuk dapat memberikan penyuluhan kepada jamaah haji dan umrah. Agar ke depannya mereka tidak mengambil gambar dengan kamera biasa, kamera televisi, kamera video, atau Iainnya.
Jika masih ada yang melakukan perbuatan itu, pihak keamanan Saudi berhak untuk menyita film hasil jepretan dan kamera jamaah haji tersebut. “Kementerian mengaharapkan kiranya untuk dipatuhi. Kemenlu menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan salam hormatnya kepada seluruh perwakilan yang terakreditasi di Kerajaan Arab Saudi,” kata Mohammed Saleh. hud, kmn, rol
