SURABAYA | duta.co – Beredar, video ajakan Muhammad Soleh SH, Koordinator Rakyat Jawa Timur Menggugat. Ia membuat ‘Posko Rakyat Jawa Timur Menggugat’ di Taman Apsari Jl Gubernur Suryo, Surabaya di depan Gedung Grahadi. Katanya, ini persiapan aksi demo turunkan Gubernur Jawa Timur (Khofifah), Rabu 3 September 2025 mendatang.

“Malam ini secara resmi buka Posko di depan Gedung Grahadi, kita sudah pasang tenda, ada tulisannya Posko Rakyat  Jawa Timur. Jadi mulai besok, hari Jumat kita open donasi. Buat masyarakat Surabaya, Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Mojokerto, Blitar, sak Jawa Timur, yang ingin mensukseskan demo besar, turunkan Gubernur Jawa Timur tanggal 3 September, hari Rabu. Masih ada waktu kurang lebih 10 hari,” katanya dalam video pendek berdurasi 02:31, terlihat duta.co, Sabtu (23/8/25).

Kata Soleh , dia akan standby (siaga) terus di depan gedung Negara Grahadi, dengan harapan gerakan ini seperti gerakan yang ada di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. “Semakin hari semakin membesar, semakin hari semakin membesar, dan masyarakat berbondong-bondong datang. Kalau kalian punya air mineral silakan taruh di sini, disumbangkan di sini. Punya roti disumbangkan di sini, punya duit disumbangkan di sini,” katanya.

“Ingat teman-teman, ini bukan kepentingan kita yang (ada) di sini. Ini adalah kepentingan orang dari Banyuwangi sampai Ngawi, di mana tuntutannya adalah: Satu, penghapusan tunggakan pajak kendaraan bermotor baik itu roda 2 maupun 4. (Ini) supaya diberlakukan seperti Jawa Barat. Jawa Tengah dan Banten,” terusnya.

Kedua, usut tuntas dugaan koruspsi trilunan dana hibah pemerintah provinsi yang diduga Mak Pipa ada keterlibatan di situ. “Ketiga, tuntutannya adalah penghapusan pungli-pungli di sekolah negeri terutama SMA SMK yang sampai hari ini punglinya masih marak dan selalu dibiarkan. Ada pembiaran dari Gubernur Jawa Timur,” urainya.

“Ayo teman-teman momentum tanggal 3 Setember ini untuk perubahan kepemimpinan supaya kita tidak rugi bayar pajak hanya dipakai main-mainan, bayar pajak hanya dipakai korupsi oleh elit-elit di pemerintah provinsi ini,” tutupnya.

Gus Yusuf: Ini Sudah Kelewatan

H Yusuf Hidayat, alumni santri PP Tebuireng Jombang, Jawa Timur, melihat video aksi Soleh ini, geleng-geleng kepala. “(Ini) sudah kelewatan. Ibarat ‘kompor’ harus segera dimatikan. Sebagai bagian dari warga Jawa Timur, tentu, tidak rela warga dikompori seperti itu,” tegas Gus Yusuf usai menyaksikan video M Soleh.

Menurut Gus Yusuf, apa yang disampaikan (Soleh) sangat tidak masuk akal. Pembebasan pajak sebagaimana Jawa Barat, itu sangat berbeda dengan Jawa Timur. Warga Jatim itu taat pajak. “Pemprov setiap tahun, bahkan setahun dua kali, mengeluarkan kebijakan bebas denda. Di samping itu, menurunkan Gubernur Khofifah yang sedang sibuk menata Jatim dengan baik, sangat melukai warga Jatim,” terangnya.

Rabu 3 September, jelas Gus Yusuf yang juga Ketua Umum Himpunan Santri Nusantara (HISNU), pihaknya akan mencermati sejauhmana gerakan demo jalanan ini berlangsung. “Masalah Bupati Pati, tidak bisa disamakan dengan Jawa Timur. Saya yakin aparat akan turun tangan, ini (gerakan) sudah bikin gaduh. Kalau aparat diam, kita yang turun,” pungkas Gus Yusuf. (dho)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry