
JAKARTA | duta.co – Menarik! Masuk dalam rangkaian agenda peringatan Harlah ke-102 NU, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar Kongres Pendidikan dan Kongres Keluarga Maslahat NU.
“Giat ini menarik. Setiaknya melalui Keluarga Maslahat NU, kita bisa memperoleh banyak pengetahuan tentang bagaimana membangun keluarga maslahah, dan ini akan menjadi soko guru bangsa,” demikian komentar Dr Muhammad Mukhrozin, pengasuh Pondok Pesantren Bismar Al Mustaqim kepada duta.co, Selasa (21/1/25).
Menurut Gus Khozin, panggilan akrabnya, masalah keluarga maslahah ini sangat penting. Sekaligus menjadi indikator kehidupan masyarakat kita secara umum. “Problem rumah tangga itu, kompleks. Dengan adanya kongres Keluarga Maslahat NU, nahdliyin (khususnya) bisa menimba ilmu dalam membangun keluarga yang sakinah,” tegas lelaki yang baru saja mendapat gelar profesor dari sebuah Kampus di Kerajaan Malaysia.

Kegiatannya akan mengaddress dua agenda kemasyarakatan utama yang menjadi kiprah NU atau domain dari Nahdlatul Ulama Pertama menyangkut pendidikan. Kedua menyangkut masyarakat di tingkat akar rumput.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf kepada awak media di Aula lantai 8 Gedung PBNU, menyebut banyaknya lembaga pendidikan di bawah naungan NU menjadikan perlunya dibentuk sebuah forum untuk mengevaluasi, mendiskusikan problematika, dan menentukan langkah-langkah solutif yang perlu diterapkan dalam pembentukan karakter generasi penerus.
Saat ini, tercatat sekitar 40.000 lebih lembaga pendidikan Nahdlatul Ulama berdiri dengan rincian 13.000 raudhatul athfal (RA), 26.000 pesantren, 10.000 madrasah dan sekolah, serta 300 perguruan tinggi.
Di samping itu, Gus Yahya beranggapan keluarga perlu menjadi pintu gerbang pertama dalam penyelesaian permasalahan yang terjadi pada masyarakat tingkat akar rumput. “Yang kedua khidmah bagi masyarakat akar rumput kami sudah memiliki wahana yang disebut Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama,” ujarnya.
Terkait penerapannya, PBNU telah membentuk satuan tugas (Satgas) GKMNU mulai dari tingkat provinsi hingga desa di Pulau Jawa, sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dalam dua tahun berjalan. Berdasarkan keterangan Gus Yahya, sekira dua juta keluarga telah berpartisipasi sebagai bagian dari GKMNU.
Oleh karena itu, PBNU beranggapan perlu menyelenggarakan Kongres Keluarga Maslahat untuk mewadahi aspirasi masyarakat akar rumput. “Insyaallah kami akan menggelar Festival Keluarga Indonesia,” ungkapnya.
Rangkaian agenda Harlah ke-102 NU akan dimulai dengan kick off agenda pada 16 Januari 2025 yang bertepatan dengan 16 Rajab 1446H. Kongres Pendidikan NU akan diselenggarakan pada 18-19 Januari 2025. Sementara itu, Kongres Keluarga Maslahat dijadwalkan akan digelar satu minggu setelahnya pada 25-26 Januari 2025.
Selain kedua kongres tersebut, agenda utama lainnya yakni Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) PBNU, serta Resepsi Puncak Harlah ke-102 yang akan diselenggarakan di Istora Senayan pada Rabu 5 Februari 2025. (mky,nu.or.id)