Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Iskandar Simorangkir saat menjadi pembicara dalam diskusi Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017 di Grand Sahid Jaya Jakarta, Senin (20/11). duta.co/endang

JAKARTA |duta.co  – Inflasi perlu dikendalikan, tidak boleh terlalu tinggi dan tidak boleh di angka rendah. Pemerintah pusat dan daerah memang berupaya untuk menjaga angka inflasi agar pertumbuhan ekonomi bisa terjaga dengan sempurna.

Pada tahun ini, Bank Indonesia (BI) diprediksi angka inflasi hingga akhir tahun bisa mencapai angka empat persen, namun pemerintah memprediksinya mencapai 3,2 persen.

“Inflasi tinggi itu dampaknya sangat besar, bisa menurunkan data beli masyarakat karena harga menjadi n,  investasi produktif bisa terhambat karena suku bunga tinggi san sebagainya,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Iskandar Simorangkir saat menjadi pembicara dalam diskusi Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017 di Grand Sahid Jaya Jakarta, Senin (20/11).

Iskandar mengungkapkan dampak lain dari kenaikan harga yang tinggi adalah kemiskinan. Ditandaskan Iskandar, ketika harga naik sebesar satu persen makan akan menambah jumlah orang miskin sebesar 120 ribu orang terutama masyarakat yang berada di ambang batas kemiskinan. “Bahkan inflasi naik satu persen maka akan ada peningkatan beban bunga surat berharga Negara (SBN) hingga Rp 300 miliar,” tuturnya.

end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry