SEMARANG| duta.co – Menghadapi Pilkada dan Pilgub secara serentak 2018 Komisioner KPU Jawa Tengah, Muslim Aisha mewanti-wanti pentingnya menyadarkan pemilih pemula terutama mahasiswa. Ingat, ada sekitar 5 persen  mahasiswa (pemilih pemula) dari pemilih tetap yang berjumlah kurang lebih 27 juta di Jateng.

Menurutnya, jumlah ini cukup berpengaruh karena jika dikonversi menjadi suara, kurang lebih sekitar 1.3 juta pemilih. Peran mereka dalam menyukseskan Pilkada serentak sangat penting. Apalagi mahasiswa merupakan bagian dari pemilih pemula. Hal tersebut diungkapkan Muslim dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Senat Mahasiswa UIN Walisongo di Aula I Kampus 1 Semarang, kemarin, (15/11).

“Kenapa mahasiswa penting? Karena mahasiswa yang notabenya sebagai pemilih pemula ikut andil dalam pemilihan calon pemimpin, mahasiswa juga berperan dalam pembangunan masa depan bangsa,” jelas Muslim.

Kalau mahasiswanya sudah terancuni money politics atau terseret dalam isu agama, maka, masa depan bangsa ini semakin redup. “Salah satunya adalah andil mereka dalam pemilihan nanti,” tambah Muslim saat dalam FDG yang membahas Pilkada 2018 dengan tema Partisipasi Pemilih Pemula Menuju Pilkada Damai dalam Bingkai NKRI.

Sementara AKBP Artanto yang berkesempatan mewakili Polda Jateng, mengakui dalam Pilgub serentak terdapat berbagai potensi ganguan. Namun untuk menyukseskan Pilkada ada enam bentuk yang bisa dilakukan oleh para mahasiswa.

Pertama, bentuk kepedulian, mahasiswa bisa melakukan sosialisasi tentang Pilkada serendak. Kedua, bentuk gerakan moral dengan cara memberikan dorongan atau masukan kepada semua pihak termasuk penyelenggara.

Ketiga, bentuk partisipasi dengan ikut berpartisipasi memberikan hak suara. Keempat, bentuk respon aktif dengan cara bisa melaporkan pelanggaran yang terjadi. Kelima, bentuk partisipasi yakni dengan cara komunikasi yang baik.

Keenam, bentuk integrasi dengan cara bisa menyatukan dua kelompok berbeda, dimana perbedaan dalam Pilkada ini bisa menyatukan kelompok.

“Enam bentuk inilah sebagai jawaban atas peran mahasiswa dalam menyambut Pilkada atau Pilgub secara serentak,” tegas Artanto.

Sri Sumanta anggota Bawaslu Jateng, ikut menegaskan, bahwa peran mahasiswa dalam Pilkada bisa juga dengan cara melakukan pengawasan pemilihan secara aktif dengan cara melihat atau mengamati ataupun mencatat adanya pelanggaran seperti beredarnya money politics.

“Sebagai pemilih pemula mahasiwa mengetahui bahwa money politics ini merupakan salah satu bentuk pelanggaran dalam Pilkada yang sampai sekarang ini masih banyak terjadi,” tegas Sri Sumanta.

Melengkapi persoalan yang membutuhkan peran mahasiswa dalam berdemokrasi praktisi politik Dr Amin Farih, mengingatkan mahasiswa untuk waspada pada sentimen tim sukses maupun pasangan calon yang mengemas isu sara dalam Pilkada, “Terutama dalam isu agama yang sekarang ini masih banyak digunakan,” tegas Dosen UIN Walisongo mengingatkan. (rif)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry