DIPERIKSA: Setya Novanto saat mendatangi KPK beberapa waktu lalu. (duta.co/dok)

JAKARTA | duta.co – Partai Gokar sepertinya mulai gaduh imbas dari disebutnya nama Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto dalam dakwaan kasus suap kartau tanda penduduk elektronik (e-KTP). Bahkan internal partai mendesak musyawarah luar biasa (munaslub).

Pengurus pusat dan kader Partai Golkar mengatakan keterlibatan Setya Novanto dalam skandal megakorupsi ini membuat resah sebagian besar pengurus di tingkat pusat hingga daerah. Bahkan, beberapa petinggi partai telah bergerilya ke pengurus daerah untuk menggalang dukungan menuju munaslub. “Suara dan dukungan mengarah munaslub sudah ada,” kata seorang pengurus pusat Golkar.

Ketua Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Yorrys Raweyai, mengatakan kasus e-KTP telah membuat goncangan besar di partainya. Dia khawatir persidangan kasus ini yang berlangsung lama, dan terus menggelinding ke publik, akan berpengaruh terhadap partai. Yorrys khawatir kasus e-KTP menggerus suara Golkar dalam sejumlah agenda politik, di antaranya pemilihan kepala daerah 2018, pemilihan umum legislatif, dan pemilihan presiden 2019. “Kasus ini meresahkan kami,” kata Yorrys.

Ia pun telah mengirimkan surat resmi berisi kritik tajam terhadap kepemimpinan Setya Novanto. Yorrys mengirimkan surat resmi dengan judul “Pokok-pokok Pikiran tentang Peran Golkar dalam Situasi Politik Nasional dan Kondisi Internal Golkar Pasca-100 Hari Masa Kepengurusan Munaslub 2016”. Ia melayangkan suratnya pada Senin lalu. Dalam surat itu, Yorrys mengkritik Setya yang mengabaikan prinsip kepemimpinan demokratis. Yorrys juga menyebutkan Setya memimpin partai tanpa berpijak pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai.

Seperti Yorrys, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar Akbar Tandjung juga khawatir atas kondisi politik dan internal partai. Menurut dia, kondisi ini mengarah pada penyelenggaraan munaslub. Apalagi, kata dia, kondisi partai saat ini kurang solid dibanding pada 2002 lalu ketika Akbar menjadi Ketua Umum Golkar dan ditetapkan sebagai tersangka kasus dana nonbujeter Bulog. “Kepentingan pribadi dan transaksionalnya kuat dalam kasus ini,” ujar dia. “Tapi harapan saya tidak terjadi (munaslub).”

Setya Novanto menyatakan telah mendengarkan kabar ada gerakan menggalang dukungan munaslub. Menurut Setya, Golkar merupakan partai yang demokratis, sehingga jika ada usul munaslub, itu merupakan hal yang biasa. “Kalau ada yang usul, tidak apa-apa. Golkar itu partai yang demokratis,” kata Setya. net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry