SIDOARJO | duta.co – Penyebaran virus Covid-19 saat ini masih tergolong massif. Untuk itu, pemerintah tak henti-hentinya menggencarkan imbauan kepada masyarakat untuk melawan covid-19 dan menggencarkan vaksinasi sejuta perhari.
Dikarenakan penyebaran Covid-19 masih massif itu juga, pemerintah akhirnya menetapkan peraturan pembatasan kegiatan masyarakat seperti PPKM Darurat hingga PPKM Level 4 saat ini.
Namun, disaat masa pemberlakuan PPKM tersebut, pemerintah juga harus memperhatikan masyarakat terdampak covid-19 untuk keberlangsungan hidupnya. Selain itu, juga kepada anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya akibat Covid-19.
Imam Jawahir, Kepala Sekolah SMAN 4 Suko Sidoarjo, Sabtu, (24/7/21), saat dikonfirmasi terkait dunia pendidikan dan dampak pandemi, khususnya korban covid-19, mengatakan, perlindungan anak korban Covid-19 sangat perlu diperhatikan, khususnya untuk kelangsungan hidup dan pendidikan mereka kedepan.
Ia memaparkan, Covid-19 menembus kota besar menuju desa, tidak pernah membedakan status kaya miskin, orang berpangkat atau rakyat jelata, usia lanjut bahkan usia belia. Para korban anak-anak pun semakin banyak bergelimpangan dan ditinggal salah satu orang tuanya, bahkan kedua orang tuanya.
“Untuk itu, peran pemerintah sangat diharapkan bagi anak-anak yatim atau yatim piatu korban Covid-19,” ungkap Imam Jawahir.
Masih kata Imam Jawahir, keberlangsungan hidup dan pendidikan anak-anak perlu perhatian khusus dan juga pendampingan menuju masa depannya. Hal itu sangat dinantikan oleh para anak-anak korban Covid-19.
Pendataan oleh Dinkes dan Dinsos sebagai kepanjangan pemerintah dan tindakan nyata tersebut, sangat dinantikan anak-anak korban Covid-19. “Diperlukan perhatian khusus terhadap anak-anak Korban Covid-19 untuk menjaga masa depannya,” pungkas Imam.
“Disini saya dan bahkan mungkin banyak diluar sana juga berharap adanya perhatian khusus kepada anak-anak korban covid-19 yang terjadi di Sidoarjo khususnya,” tutup Imam. (loe)
