Tampak Ketua PW GP Ansor Jatim Rudi Triwahid (kiri) sebelum melaporkan Sukmawati Soekarno ke Mapolda Jatim. (FT/Faisal)

SURABAYA | duta.co – Pengurus Wilayah (PW) GP Ansor Jatim akan mengikuti nasihat kiai perihal laporan polisi atas Puisi Sukmawati. Meski tampak sedikit ‘dinamis’, Ansor lebih memilihi taat kepada kiai menyikapi puisi berjudul ‘Ibu Indonesia’ itu.

Seperti kita tahu, puisi yang dibaca saat acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di ajang Indonesia Fashion Week 2018, di Jakarta Convention Centre, beberapa waktu lalu, sempat membuat Banom NU itu bersikap tegas.

Kabar yang beredar, dua hari setelah melaporkan Sukmawati ke Mapolda Jatim, Sekretaris Pengurus Wilayah (PW) GP Ansor Jatim, Moh Abid Umar, meminta untuk mencabut laporan. Abid mengaku mendapat mandat dari PP GP Ansor.

Di sisi lain, Ketua PW GP Ansor Jatim Rudi Triwahid tak serta merta menurutinya. Walaupun perintah itu diklaim berasal dari Ketua Umum GP Ansor. “Belum ada pencabutan laporan sampai hari ini,” tagasnya saat dikonfirmasi.

Ditanya apakah ada perintah dari ketua umum untuk mencabut laporan tersebut? Hal ini dibenarkannya. “Prinsipnya iya. Namun teknisnya menunggu perkembangan terlebih dulu,” tambahnya.

Menurutnya, jika dari sisi aparat hukum memang masalah ini perlu dicabut, hal ini akan dilakukannya. Selain itu, pertimbangan dari para kiai akan menjadi dasar utama.  “Jika perintah kiai sebaiknya begitu (dicabut), ya kita langsung cabut. Yang kita ikuti itu kiai,” ujarnya singkat.

Sebelumnya, Moh Abid Umar mengatakan, sudah berkoordinasi dengan Ketua Umum GP Ansor atas rencana pencabutan laporan tersebut ke Polda Jatim. Pihaknya juga sudah memerintahkan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) GP Ansor untuk mencabut laporannya hari ini, Selasa (10/4/2018).

Ada beberapa pertimbangan GP Ansor untuk mencabut laporan terkait puisi Sukmawati. Salah satunya karena ada instruksi dari PP GP Ansor untuk mencabut laporan tersebut ke Polda Jatim. Kedua agar, situasi tidak semakin memanas.

Ketiga, lanjut dia, karena Sukmawati sudah meminta maaf. Sehingga, wajib bagi GP Ansor untuk memaafkan pada orang yang sudah meminta maaf. Gus Abid, panggilan akrab Moh Abid Umar berharap, puisi ‘Ibu Indonesia’ yang dibacakan Sukmawati tidak dipolitisasi, mengingat tahun ini merupakan tahun politik.

Jika tidak, tentu akan berdampak luas termasuk terhadap prekonomian. “Ketika ada orang salah berucap, itu wajarlah. Tapi jangan kemudian dipolitisir,” katanya. (zal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry