SURABAYA | duta.co – Sebanyak 30 siswa SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) mengikuti Global Youth Forum (GYF) yang berlangsung secara daring pada 13, 15, dan 22 November 2024.
Dalam forum ini, mereka berdiskusi dengan siswa-siswi dari Australia, India, China, Korea Selatan, dan Vietnam mengenai isu-isu yang terkait dengan United Nations Sustainable Development Goals (SDGs). Metode diskusi yang digunakan adalah Divergent Thinking dan Convergent Thinking, yaitu eksplorasi konsep diikuti dengan penyempitan fokus untuk solusi.

Program Diverseas dan SDGs

Wildan Zhafran, siswa kelas 11.2, membagikan pengalamannya pada hari pertama forum. “Alhamdulillah, saya belajar banyak hal di forum ini,” ungkap Wildan.

Ia menjelaskan materi pertama yang disampaikan oleh Ms Brigitta Gunawan, seorang scientist diver (penyelam ilmiah). Brigitta adalah pendiri komunitas penyayang lautan 30×30 yang bertujuan memulihkan 30% lautan dunia pada 2030.

Penemuan komunitas ini berawal dari kunjungannya ke PMA (Protected Marine Area), suaka bawah laut yang memukaunya.

Brigitta memulai proyeknya di pantai Lombok dan Bali bersama warga lokal, mengedukasi mereka tentang pentingnya melindungi lautan. Proyek ini kemudian mendapat perhatian dari PBB, dan Brigitta diundang sebagai delegasi.

Selanjutnya, ia meluncurkan program bernama Diverseas yang menghubungkan dunia untuk melestarikan lautan.

Wildan juga mendapat materi tentang SDGs, yang membahas solusi atas masalah global dengan pendekatan empati dan simpati. Peserta forum diberi tugas seperti wawancara empati dan simpati, problem tree, serta mind mapping terkait SDGs.

Pada hari pertama, salah satu siswa Smamda, Latifah Husna (kelas 11.4), terpilih sebagai co-presenter. Ia bertugas memperkenalkan pembicara dan memandu sesi.

Belajar Metode Iceberg

Muhammad Rezvan Chauzar (kelas 11.1) membagikan pengalamannya di hari kedua. “Hari kedua tidak kalah seru dibanding hari pertama,” ungkap Rezvan.

Hari itu dimulai dengan belajar model iceberg, sebuah metode analisis untuk mengidentifikasi masalah utama, faktor penyebabnya, dan pihak yang terdampak. Peserta diberi waktu untuk merancang konsep iceberg di papan tulis sebelum berbagi di breakout room dengan siswa dari berbagai negara.

Setelah istirahat, mereka merancang solusi atas masalah yang dipilih dengan mengklasifikasikannya ke dalam tiga kategori: EasyDifficult, dan Impossible. Selanjutnya, peserta membuat strategi pemasaran untuk menyampaikan solusi tersebut kepada investor dan komunitas bisnis, dengan fokus pada penggunaan energi terbarukan.

Isu Menarik: Pelanggaran Hak Guru

Pada hari terakhir, peserta sesi Oktober dan November bergabung untuk mempresentasikan hasil diskusi. Salah satu isu yang menarik perhatian adalah Violation of Teacher’s Rights (Pelanggaran Hak Guru) yang dibawakan oleh tim Korea Selatan.

Mereka membahas pentingnya hak guru untuk mendisiplinkan murid, yang mulai diabaikan sejak tahun 1990-an. Hal ini berdampak pada peningkatan kasus bunuh diri guru akibat tekanan dari lingkungan sekolah.

Solusi yang ditawarkan tim Korea Selatan mencakup konseling psikologis, gerakan hak guru, dan revisi undang-undang untuk mendukung hak-hak guru.

Pengalaman Berharga dan Rencana Ke Depan

Wildan dan Rezvan sepakat bahwa forum ini memberikan banyak manfaat. Selain meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, mereka juga mendapatkan wawasan baru terkait isu-isu SDGs.

Agung Prasetyo MPd, guru BRIDGE Smamda, mengaku bangga atas keaktifan siswa-siswi Smamda dalam forum ini.

“Alhamdulillah, saya senang dan bangga siswa-siswi Smamda dapat berperan aktif, apalagi ada yang terpilih menjadi co-presenter,” ujarnya.

Guru Bahasa Inggris itu menjelaskan bahwa dalam setiap 2–3 sesi Global Youth Forum (GYF) yang diselenggarakan oleh Asia Education Foundation dan Education Department of Victoria, siswa Smamda selalu aktif berpartisipasi. Pada GYF tahun ini, sekitar 30 siswa Smamda turut serta.

Terkait seleksi peserta, Agung menekankan pentingnya kemampuan berpikir kritis (critical thinking) selain kemampuan berbahasa Inggris yang baik.

“Karena keaktifan siswa-siswi Smamda dalam GYF ini, pihak penyelenggara GYF direncanakan akan mengunjungi Smamda pada 2025,” ucapnya. ril/mu

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry