KADERISASI : Para Alumni Pengurus PMII saat acara Halal Bi Halal di Ponpes Salafiyah (duta.co/Nanang Priyo)

KEDIRI | duta.co -Ratusan kader NU telah menduduki sejumlah jabatan, menghadiri acara Halal Bi Halal Akbar. Digelar Pengurus Ikatan Alumni PMII Kediri, Kamis malam, bertempat di Halaman Ponpes Salafiyah Bandar Kidul Kecamatan Mojoroto.

Dalam acara ini, disampaikan Taufik Al Amin, Ketua IKA-PMII untuk menghantarkan para sahabat dan menyiapkan kader untuk menduduki jabatan kenegaraan.

Hadir dalam acara ini, Ketua PCNU Kabupaten Kediri, KH. M. Ma’mun Djazuli, Ketua PCNU Kota Kediri, KH. Abu Bakar Abdul Jalil, mantan Ketua PCNU Kota Kediri kini menjabat Purek STAIN, H, Ahmad Subakir, pengurus PMII dari sejumlah komisariat perguruan tinggi di Kediri serta para alumni.

Ucapan terima kasih dan selamat, disampaikan Taufik Al Amin, kepada para alumni telah mendapatkan amanah pada lembaga kenegaraan. Diantaranya, menduduki legeslatif, Komisioner KPU dan Bawaslu serta menduduki jabatan kepala desa.

“Bahwa kemarin tidak semua sahabat ikut kompetisi diterima, semua itu karena akibat saja. Bagi yang mengemban amanah, untuk menguji kualitas perjuangan dan strategi dalam kenegaraan,” terang Ketua IKA-PMII.

Gus Ma’mun, sapaan akrab Ketua PCNU Kabupaten Kediri, memberikan perumpamaan bahwa dirinya mempunya dua istri.

Sontak saja, suasana halal bi halal awalnya berlangsung santai sempat terdiam sejenak. “Istri saya dua, maksudnya satu pondok dan satunya Pengurus NU, jika istri sah tetap satu,” terusnya kemudian disambut suara tawa atas pnegasuh Ponpes Al Falah Ploso ini.

Gus Ma’mun menginggatkan bahwa NU harus lebih banyak didorong daripada semua menjadi penumpang. Bahwa PMII ke depan, apalagi menghadapi Pilkada Serentak, harus lebih kompak meski caranya tidak harus sama. Dukungan penuh juga disampaikan Gus Ab, sapaan akrab Ketua PCNU Kota Kediri, yang juga selaku tuan rumah.

Situasi politik yang memanas kemudian maraknya kabar hoax, merupakan bentuk ujian kemampuan dalam mengatasi segala permasalahan. Seperti istilah pondok pesantren, bila dipisahkan akan bermakan berbeda.

“Jangan mengaku anak pondok, nanti ternyata bukan pondok pesantren. Kemudian mengaku pengurus pesantren, ternyata bekerja di pabrik gula,” tutur Gus Ab.

Koordinasi, komunikasi dan selalu melakukan evaluasi atas segala tindakan serta tidak terpengaruh atas kabar yang cepat beredar, merupakan ujian bagi sahabat-sahabat PMII harus dipersiapkan menjadi kader saat mendapatkan amanah.

“Yang penting itu amanah dan melihat sesuatu secara positif,” jelas Pengasuh Ponpes Salafiyah.

Meski acara telah ditutup, namun rasa kebersamaan terlihat, para alumni tidak segera beranjak dari tempat duduknya. Mereka memilih duduk melingkar dan saling menyampaikan kabar hingga pagi menjelang. (nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry