KETERANGAN FOTO dutatv.com

SURABAYA | duta.co – Saat Idul Adha 1445 H, Senin (17/6/24), di Kota Surabaya saja, diprediksi ada 8.795 ekor sapi yang bakal dipotong sebagai hewan qurban. “Hitungan saya, dari 1.759 masjid dan 1.950 musholla, ada 8.795 ekor sapi. Ini belum termasuk kambing,” demikian Muthowif, Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS( Jawa Timur kepada duta.co, Sabtu (15/6/24).

Tahun kemarin (2023) atau 1444 H, data Dinas Perternakan di Surabaya mencatat 4.534 ekor hewan qurban.  Sebanyak 2.809 berupa sapi, 1.725 berupa kambing. “Masalahnya adalah bagaimana dengan kotoran yang ada. Apa terbuang begitu saja, karena selama ini kita masih gagal mengambil manfaatnya,” tambah Muthowif.

Menurut Muthowif, Surabaya itu bukan penghasil ternak, baik sapi atau kambing. Sedangkan kebutuhan sapi pada Idul Adha saja, bisa mencapai 8.795 ekor. Banyaknya kebutuhan sapi ini, tentu, berdampak ke pedagang musiman hewan yang, mengelilingi keramaian Kota Surabaya.

Banyaknya kebutuhan sapi di Surabaya, jelasnya, bisa dilihat dari jumlah masjid dan musholla yang melaksanakan pemotongan sapi qurban dan majelis taklim di setiap kampung. “Ada yang pemotongannya menggunakan Perusahaan Daerah (PD) Rumah Potong Hewan (RPH), ada juga yang dipotong langsung di masjid dan musholla. Lazimnya menggunakan jasa jagal, tetapi ada juga dipotong secara rame-rame tanpa tenaga professional,” urainya.

Yang ironis, jelas Muthowif, b anyaknya sapi qurban yang potong di tempat ibadah, berjalan secara cul-culan. Seharusnya ada keterlibatan pemerintah Kota Surabaya terutama yang menangani lingkungan, lalu memfasilitasi pembuangan kotoran dan rumen sapi di setiap tempat ibadah. “Ini (kotoran hewan qurban) jumlahnya tidak sedikit. Kalau kita cermati, sekitar 45 ton saat Idul Adha nanti,” tegasnya.

Sebagai praktisi atau Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar Jawa Timur, sampai saat ini, pihaknya belum melihat partisipasi pemerintah Surabaya dalam pemotongan sapi dan kambing.  “Bagi saya pemerintah sebagai pelayan masyarakat, tidak cukup hanya melayani administrasi (KTP, Surat Keterangan Penghasilan, Surat Keluar masuk penduduk) saja. Tetapi juga harus memperhatikan kebersihan lingkungan saat pelaksanaan kegiatan pemotongan hewan qurban,” tambahnya.

“Kalau dilihat dari jumlah tempat ibadah umat Islam, saya prediksi ada sekitar 45 ribu kilogram (45 ton)  kotoran sapi pada saat pemotongan hewan qurban. Padahal ini bisa menjadi nilai tambah bagi pemerintah Kota Surabaya jika dikelola secara baik,” pungkasnya.

Hal yang sama juga menjadi pemikiran seorang dokter hewan, Bayu. Kepada duta.co ia menjelaskan, bahwa, selama ini sudah ada pemikiran kea rah itu. Termasuk sudah disediakan di kawasan Nongkojajar, Pasuruan.

“Setahu saya sudah ada pemanfaatan kotoran ternak sebagai energi alternatif untuk pembangkit listrik tenaga biogas. Tepatnya di Desa Nongkojajar, Pasuruan. Memang belum maksimal, padahal itu bisa menjadi memberikan manfaat yang banyak,” tegas Bayu.

Menurut Bayu,  jika ini tidak dikelolah dengan baik, justru kotoran sapi tersebut akan dibuang ke sungai atau saluran air yang ada di tempat ibadah, atau di tempat sampah. “Ini juga tidak sehat. Dampaknya buruk bagi lingkungan kita,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry