Syiddatul Budury – Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan ((FKK)

ACQUIRED Immunodeficiency Syndrome atau yang lebih kenal dengan AIDS, adalah penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Cara penularan HIV/AIDS bisa terjadi karena hubungan seksual, kontak darah, misalnya jarum suntik yang dipakai bergantian oleh mereka yang memakai narkoba, atau menerima transfusi darah yang terinfeksi HIV, serta dari air susu ibu yang terinfeksi HIV terhadap bayinya.

AIDS yang kita kenal selalu identik dengan stigma buruk terhadap pengidapnya, terutama selalu dihubungkan dengan perilaku seksual yang buruk ataupun karena punya riwayat menggunakan narkoba suntik.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Stigma yang ada di masyarakat ini sekarang mulai berubah, karena yang berisiko mengidap HIV/AIDS tidak cuma mereka yang mempunyai perilaku yang buruk, tidak hanya pekerja seksual komersial, pemakai narkoba suntik, pemakai jasa PSK (Pekerja Seks Komersial). Namun perkembangan yang ada sekarang adalah HIV/AIDS juga menyerang ibu rumah tangga yang nota bene aktivitasnya sering di rumah.

Kasus di Jawa Timur, menunjukkan ada sebanyak 2,526 kasus baru HIV/AIDS sepanjang 2021 dan Surabaya memiliki angka kasus tertinggi dengan 323 kasus.

Ibu rumah tangga menempati peringkat 2 dengan 18,9% sementara peringkat pertama adalah laki-laki karyawan dengan angka 46,2%, (Dinkes Jatim, 2022) Jumlah ini diperikirakan akan mengalami peningkatan, jika tidak disertai dengan upaya pencegahan yang efektif.

Lalu bagaimana ibu rumah tangga bisa tertular HIV/AIDS? penyebab yang paling sering dicurigai adalah bahwa penularan itu dilakukan oleh suami mereka sendiri, Lelaki yang ketika diluar rumah melakukan transaksi seks yang tidak aman.

Selain lelaki yang membeli jasa seks ada kelompok lelaki yang juga berisiko tinggi terinfeksi HIV/AIDS yaitu mereka yang bekerja terpisah dari keluarga, seperti mereka yang bekerja sebagai sopir antar kota atau antar propinsi, pekerja konstruksi seperti jalan, jembatan, bangunan, pelabuhan dan yang sejenisnya.

Jika lelaki kelompok berisiko tersebut tertular HIV/AIDS kemudian ketika di rumah berhubungan dengan isterinya maka kemungkinan besar istrinya akan tertular, belum lagi kondisi diperparah jika istri kemudian hamil, ataupun menyusui, keadaan ini juga memicu penularan pada bayinya. Maka tak heran jika hal ini berlangsung, peningkatan kasus HIV/AIDS di Indonesia terutama pada kalangan ibu rumah tangga akan terus mengalami peningkatan.

Peningkatan kasus HIV/AIDS pada kelompok ibu rumah tangga beberapa waktu lalu sempat memunculkan issue tentang disusunnya Undang Undang Kriminalisasi bagi lelaki yang menggunakan jasa pekerja seksual, terlepas dari pro kontra pembuatan Undang – Undang tersebut, prinsip utama pencegahan adalah kesadaran diri dari setiap individu untuk mengubah perilaku berisiko menjadi perilaku yang sehat dan baik.

Hal yang perlu diketahui oleh para ibu rumah tangga adalah tanda awal gejala HIV/AIDS antara lain, berat badan yang mengalami penurunan tanpa sebab, badan yang sering demam, diare dan atau batuk kering yang tak kunjung sembuh, serta adanya ruam kulit.

Salah satu upaya untuk menekan peningkatan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga adalah peningkatan pemahaman dan kesadaran akan bahaya HIV/AIDS dalam keluarga, para suami setia pada istri dan tidak melakukan hal-hal yang berisiko membahayakan diri dan keluarga saat ia berada di luar rumah. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry