Teras BRI salah satu lokasi penukaran uang diserbu pengunjung di Kawasan Terminal SLG pada Sabtu sore (Nanang Priyo)

KEDIRI | duta.co — Humas Bank Indonesia Perwakilan Kediri, Nasrulloh membantah bila memberikan pernyataan atas keteledoran gelar penukaran uang baru bagi masyarakat. Menurutnya, yang benar, siap menampung kritik media untuk disampaikan kepada pejabat yang berwenang.

“Saya menyatakan bahwa usulan anda kami tampung dan saya sampaikan sebagai masukan ke Pak Beny sebagai pejabat yang berwenang menangani penukaran uang,” demikian Nasrullah saat memberikan klarifikasi untuk menggunakan hak jawabnya, Minggu (20/5/2018).

Sementara hasil dikonfirmasi wartawan secara langsung melalui telepon seluler-nya pasca kegiatan penukaran uang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri yang didukung sejumlah bank, dan banyak dimanfaatkan para calo, menegaskan keteledoran tersebut. Di ini kemungkinan terjadi perbedaan persepsi.

“Maaf saya klarifikasi pemberitaan tersebut, wartawan yang menyatakan bahwa ada keteledoran dan usul pakai KTP untuk masing-masing penukar, jadi bukan saya. Kalau pemberitaann yang ada, seolah-olah dari saya yang menyatakan ada keteledoran. Saya minta pemberitaan yang menyebutkan nama saya dicabut. Itu bukan pernyataan saya,” jelas Nasrullah, Humas BI Kediri.

Seperti diberitakan sebelumnya, kali pertama digelar penukaran uang baru di Kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri. Tak butuh waktu lama, uang baru sebanyak 3 miliar langsung ludes diserbu warga yang antre sejak lama pada Sabtu kemarin. Rupanya, dari keterangan mereka, uang baru tersebut akan dijadikan bisnis penukaran, alias kerja calo.

Acara dimulai pukul 15.00wib ini, BI Kediri didukung sejumlah bank menggelar penukaran uang baru. Meski mendapat pengawalan ketat dari Brimob Kompi C Kediri, namun kenyataan yang terjadi muncul segerombolan orang yang sengaja tidak untuk konsumi pribadi, namun akan dijual lagi.

“Jika satu bendel, saya ambil untung minimal 10 ribu, bisa sampek 30 ribu melihat lembaran uangnya. Jika lembaran 2 ribuan, satu bendel saya ambil untung paling banyak 20 ribu,” jelas salah satu pengunjung, mengaku tinggal di Desa Karangrejo Kecamatan Gampengrejo. Dari obrolan mereka, didapat pengakuan bahwa dirinya sangat mudah mendapatkan uang – uang barunya dari Surabaya, dibanding mendapatkan di Malang atau di Kediri.

Terkait maraknya beredar uang palsu lewat jasa penukaran uang, dia pun memastikan kalau uang barunya tidak ada yang palsu dan langsung dari Bank Indonesia. Dirinya juga tidak berani mengambil risiko, karena kalau terjadi apa-apa justru sangat rugi karena harus berurusan dengan polisi. (nng)