Dr Rudi Umar Susanto, MPd
Dosen S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fasilitator Sekolah Penggerak Kemdikbudristek
Teori Pembelajaran Sosial
Pandangan ini kemudian diperluas oleh Albert Bandura, seorang psikolog dalam teori pembelajaran sosial. Bandura dalam bukunya Social Learning Theory (1977), dirinya berpendapat bahwa manusia tidak hanya belajar dari pengalaman langsung, tetapi juga dari pengamatan terhadap perilaku orang lain.
Dalam teorinya, observational learning atau pembelajaran observasional, Bandura menjelaskan bahwa individu dapat belajar banyak hal hanya dengan mengamati tindakan orang lain dan meniru perilaku yang diamati. Ini menunjukkan bahwa proses sosialisasi dan interaksi sosial memainkan peran penting dalam pembentukan perilaku manusia.
Bandura menekankan bahwa “kebanyakan perilaku manusia dipelajari secara observasional dari mencontoh orang lain.” Dalam lingkungan sosial, individu terpapar pada berbagai model perilaku, baik itu dari keluarga, teman, guru, maupun media. Mereka kemudian meniru perilaku yang dianggap sesuai atau menguntungkan berdasarkan hasil yang diamati dari model-model tersebut.
Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa
Dengan demikian, perilaku manusia tidak hanya terbentuk oleh pengalaman langsung, tetapi juga oleh pengaruh sosial yang diperoleh melalui interaksi dengan orang lain.
Homo Mechanicus di Era Digital
Seiring perkembangan teknologi, konsep Homo Mechanicus mendapatkan relevansi baru di era digital. Teknologi telah menciptakan lingkungan baru yang mempengaruhi cara manusia berpikir, berperilaku, dan berinteraksi. Saat ini, manusia semakin banyak belajar melalui teknologi, baik itu melalui internet, media sosial, maupun perangkat digital lainnya.
Interaksi dengan teknologi ini telah mengubah cara manusia memproses informasi, bekerja, dan bersosialisasi. Di era digital, Homo Mechanicus tidak hanya belajar dari lingkungan sosial secara langsung, tetapi juga dari interaksi dengan dunia virtual. Contohnya, penggunaan media sosial telah membentuk perilaku baru dalam cara manusia berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain.
Pola komunikasi yang terjadi secara daring memungkinkan manusia untuk belajar dan meniru perilaku dalam skala global, dengan kecepatan dan jangkauan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Selain itu, kecerdasan buatan (AI) dan algoritma yang digunakan dalam berbagai aplikasi digital juga memengaruhi perilaku manusia. Misalnya, platform media sosial menggunakan algoritma untuk menampilkan konten yang paling sesuai dengan preferensi pengguna, yang pada gilirannya memengaruhi apa yang dipelajari dan bagaimana perilaku pengguna terbentuk.
Teknologi ini membentuk perilaku Homo Mechanicus modern dengan memberikan pengalaman yang dikurasi secara otomatis berdasarkan data dan interaksi yang mereka lakukan di dunia digital.
Fleksibilitas dan Adaptasi Homo Mechanicus
Salah satu ciri khas dari Homo Mechanicus adalah kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan. Dalam berbagai konteks—baik itu perubahan sosial, ekonomi, maupun teknologi—manusia mampu menyesuaikan perilakunya agar sesuai dengan tuntutan zaman.
Proses adaptasi ini tidak hanya mencerminkan pembelajaran yang dilakukan melalui pengalaman langsung, tetapi juga melalui kemampuan manusia untuk mengubah cara pandang, berpikir, dan bertindak sesuai situasi yang dihadapi. Kemampuan adaptasi ini sangat penting dalam menghadapi tantangan-tantangan baru yang muncul di era globalisasi dan digitalisasi.
Homo Mechanicus mampu belajar dari kegagalan dan kesuksesan, menyerap informasi dari berbagai sumber, dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, Homo Mechanicus menggambarkan manusia sebagai makhluk pembelajar yang terus beradaptasi dengan lingkungannya.
Proses pembelajaran ini terjadi secara dinamis, melibatkan interaksi dengan lingkungan fisik, sosial, dan teknologi. Manusia, sebagai Homo Mechanicus, mampu merespons rangsangan dari lingkungan dan memodifikasi perilakunya sesuai dengan konteks yang dihadapi.
Pandangan ini menggarisbawahi bahwa perkembangan manusia adalah hasil dari interaksi aktif dengan dunia luar, di mana setiap rangsangan dari lingkungan memegang peran penting dalam membentuk perilaku, pola pikir, dan cara hidup mereka.
Homo Mechanicus adalah cerminan dari potensi manusia untuk terus belajar dan berkembang melalui pembelajaran sepanjang hidup, baik di dunia nyata maupun di dunia digital yang semakin kompleks. *