Akbar Buchari, Ketua Umum HIPMI Pusat saat memberikan sambutan pada pembukaan Rakerda HIPMI Jatim, di Surabaya, Kamis (23/10/2025). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mendukung penuh program prioritas pemerintah. Ada lima program yang menjadikannya sebagai peluang bagi anggota HIPMI.

Akbar Buchari, Ketua Umum HIPMI Pusat mengatakan lima program prioritas pemerintah yakni ketahanan pangan, ketahanan energi, hilirisasi industri, makan bergizi gratis (MBG) dan koperasi merah putih.

“Itu harus menjadi sebuah peluang bagi kita semua. Bagaimana program itu jalan dan menjadi sebuah peluang usaha,” katanya saat membuka Rakerda XVII dan Forbisda BPD HIPMI Jawa Timur di Surabaya, Kamis (23/10/2025).

Akbar menjelaskan untuk program ketahanan pangan misalnya, hal itu sangat berkaitan dengan program MBG.  Untuk MBG ini HIPMI membentuk satgas MBG dan sudah beberapa kali berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN).

“Kami membuat format jangan sampai MBG ini investasinya hanya di SPPG tapi bisa membentuk ekosistem supply chain agar ekonomi bisa berputar. Kita akan dorong bersama,” jelasnya.

Selain itu Akbar mendorong semua anggota HIPMI menggerahkan sektor riil agar ekonomi dan UMKM bisa terus tumbuh. “Privat sector diguyur selain pengusaha yang sudah existing juga kesempatan untuk tumbuh bersama,” tambahnya.

Sementara Ketua HIPMI Jawa Timur, Ahmad Salim Assegaf menambahkan selain MBG, memajukan koperasi desa Merah Putih juga menjadi program penting HIPMI, termasuk di Jawa Timur. “Kita akan memberdayakan masyarakat agar Koperasi Desa Merah Putih bisa berjalan dengan lancar,” tukasnya.

Sandiaga Beri  Suntikan Semangat

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2020–2024, Sandiaga Salahudin Uno, memberikan suntikan semangat luar biasa kepada ratusan pengusaha muda yang hadir dalam Rakerda itu.

Dalam kesempatan itu, Bang Sandi, sapaan akrabnya, menekankan pentingnya etos kerja 3 AS: kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas sebagai fondasi kesuksesan di tengah tantangan dunia usaha yang kian kompetitif.

‎‎Membuka diskusi, Sandiaga menyoroti kenyataan bahwa mencari pekerjaan saat ini semakin sulit. Namun, ia memuji langkah berani para anggota HIPMI yang memilih jalan berbeda: menciptakan lapangan kerja, bukan sekadar mencari kerja. “Nyari kerja itu sekarang semakin susah. Tapi kalian semua sudah mengambil keputusan hebat, bukan jadi pencari kerja, tapi pencipta lapangan kerja,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah peserta.

‎‎Dalam suasana penuh kehangatan, Bang Sandi berbagi kisah pribadinya ketika memulai perjalanan bisnis di tengah krisis ekonomi 1996–1997. Ia mengaku kehilangan pekerjaan akibat PHK, namun justru dari keterpurukan itu lahir semangat baru untuk bangkit.

Bersama sahabat lamanya, Rosan Perkasa Roeslani, ia mendirikan perusahaan pertama bernama Rekapita, yang menjadi cikal bakal perjalanan panjang bisnisnya. “Saya memulai usaha ini karena kecelakaan, bukan karena perencanaan besar. Tapi dari situ, saya belajar arti kerja keras,” kenangnya.

‎‎Perusahaan kecil yang awalnya hanya memiliki tiga orang karyawan kini berkembang menjadi grup besar yang mempekerjakan lebih dari 30.000 karyawan di seluruh Indonesia. Bagi Sandiaga, keberhasilan tersebut bukanlah hasil instan, melainkan buah dari kerja keras tanpa lelah dan keyakinan kuat bahwa setiap krisis menyimpan peluang. “You can do it! Kalian pun bisa melakukannya,” serunya menyemangati peserta.

‎‎Selain kerja keras, Sandiaga menegaskan pentingnya kerja cerdas, yakni kemampuan beradaptasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi. Ia mengingatkan bahwa generasi muda kini memiliki keuntungan besar karena hidup di era digital. “Dulu, saya pakai modem yang bunyinya ‘krik-krik’. Sekarang semua serba cepat dengan Wi-Fi. Jadi gunakan teknologi, riset, dan inovasi agar kerja kalian lebih produktif,” pesannya.

‎‎Tidak kalah penting, Sandi juga menekankan aspek kerja ikhlas, yaitu bekerja sebaik-baiknya lalu menyerahkan hasilnya kepada Tuhan. “Kerja tuntas dan ikhlas itu bagian dari mental sukses. Do your best and let Allah Subhanahu Wa Ta’ala do the rest,” ujarnya. Menurutnya, sikap ikhlas membuat seorang pengusaha tetap kuat menghadapi kegagalan dan tetap rendah hati saat meraih keberhasilan.

‎‎Bang Sandi kemudian mengingatkan bahwa kunci sukses bukan hanya modal uang, tetapi juga mental, mindset, dan jaringan pertemanan. Ia menilai HIPMI merupakan wadah luar biasa untuk membangun relasi bisnis yang langgeng. “Kita mungkin tiga tahun di HIPMI, tapi persahabatannya Insyaallah abadi. Gunakan HIPMI untuk saling menguatkan,” katanya.

‎‎Terkait potensi Jawa Timur, ia menegaskan bahwa Jatim kini telah tumbuh menjadi hub ekspor aktif dengan potensi besar di sektor UMKM. Meski kontribusi UMKM terhadap ekspor masih di bawah 15 persen, peluangnya sangat luas karena kedekatan geografis dengan pasar besar seperti Tiongkok, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika. Ia mengajak para pengusaha muda untuk memperkuat daya saing dan memperluas pasar. “Pasar global sudah terbuka. Saatnya pengusaha Jatim naik kelas dari nasional menjadi global,” ujarnya tegas.

‎‎Sandiaga juga menyoroti pentingnya kreativitas, konektivitas, dan kolaborasi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi masa depan. Ia mengingatkan bahwa budaya gotong royong merupakan DNA bangsa Indonesia yang harus dijaga dalam dunia usaha. “HIPMI harus jadi penghubung antara pengusaha, pemerintah, akademisi, dan masyarakat,” paparnya.

‎‎Untuk itu, Bang Sandi mengajak seluruh peserta untuk menjadikan Rakerda dan Forbisda ini sebagai momentum mempererat silaturahmi, memperluas kolaborasi, dan memperkuat semangat 3 AS dalam setiap langkah. “Tidak ada yang instan dalam meraih sukses. Semua butuh kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. Di balik setiap tantangan, selalu ada peluang bagi mereka yang mau berusaha,” pungkasnya. ril/lis

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry