
KEDIRI | duta.co – Ratusan santri yang tergabung dalam Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Kediri Raya menggelar aksi damai di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Selasa 21 Oktober 2025.
Aksi ini merupakan respons atas tayangan di salah satu program Trans7 yang dinilai melecehkan dan memfitnah martabat kiai serta pondok pesantren.
Massa aksi melakukan long march dari Stadion Brawijaya, Kota Kediri, menuju Kantor Pemkab Kediri sambil membentangkan spanduk tuntutan dan melantunkan selawat di sepanjang perjalanan.
Dalam orasinya, Himasal Kediri Raya menyampaikan empat tuntutan utama. Pertama, mereka mendesak Chairul Tanjung selaku pemilik Trans Corp untuk sowan dan meminta maaf secara langsung kepada Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, KH. Anwar Manshur. Kedua, mereka meminta agar seluruh pihak yang terlibat dalam produksi dan penayangan konten tersebut diusut secara hukum.
Tuntutan ketiga, Trans7 diminta memulihkan nama baik pesantren dan kiai dengan membuat program berkelanjutan mengenai kehidupan pesantren yang sesuai dengan fakta dan bersumber dari pihak yang kredibel. Keempat, Himasal mendorong pemerintah dan lembaga terkait untuk mencabut izin siaran Trans7 apabila ditemukan unsur kelalaian dalam tayangan yang dimaksud.
Ketua Himasal Kediri Raya, KH. Abu Bakar Abdul Jalil, menyampaikan, bahwa aksi serupa juga dilakukan di sejumlah daerah lain. Ia menyebut bahwa sebagian massa dari Kediri juga telah berangkat ke Surabaya untuk menyampaikan aspirasi yang sama.
“Yang paling utama adalah mendesak Chairul Tanjung datang ke Lirboyo untuk sowan dan meminta maaf secara langsung kepada Mbah Yai Anwar Manshur,” ujar KH. Abu Bakar yang akrab disapa Gus Ab.
Gus Ab menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk keprihatinan moral para santri atas konten media yang dianggap tidak menghormati para kiai.
“Aksi ini murni damai. Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi secara terbuka atas tayangan yang tidak pantas dan menyinggung para kiai,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyampaikan empati kepada para santri dan menyayangkan terjadinya tayangan yang memicu keresahan. Di hadapan massa aksi, ia menyatakan bahwa kehormatan pesantren adalah marwah yang harus dijaga bersama.
“Saya kira memang perlu bagi pemilik Trans7 untuk sowan. Pak Prabowo saja sowan. Kalau saya dipanggil sesepuh Lirboyo, saya pasti hadir. Saya meyakini, insyaallah (Pak Chairul Tanjung) juga akan sowan” ucapnya.
Bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu juga mengapresiasi sikap damai para santri dalam menyampaikan aspirasi mereka. Sebelum menyampaikan tuntutan, massa terlebih dahulu menggelar istigasah dan doa bersama di halaman Kantor Pemkab Kediri.
Selain Mas Dhito, hadir pula Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa, Kapolres Kediri Kota AKBP Anggi Saputra, Kapolres Kediri AKBP Bramastyo Priaji, sejumlah tokoh ulama, serta pimpinan GP Ansor dari Kabupaten dan Kota Kediri yang turut khusyuk dalam doa bersama tersebut.(bud)