Hewan kurban harus dijaga agar jangan sampai stres. DUTA/dok

SURABAYA | duta.co –  Hewan kurban jangan sampai mengalami stres. Jika stres, nantinya akan berdampak pada kualitas daging hewan tersebut. Hal itu diungkapkan  Prof Dr drh Suwarno, MSi,  Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) cabang Jawa Timur 1.

Prof Suwarno yang berbicara dalam acara seminar  membahas persiapan menjelang Idul Adha 1440 H beberapa waktu lalu.

“Macam stres antara lain stres akibat transportasi, fisik, temperatur kelembaban, penyakit dan pakan,” sebut Prof Suwarno yang juga Wakil Dekan III FKH Universitas Airlangga ini.

Lebih dalam Prof Suwarno menjelaskan, transportasi menjadi faktor penting yang menyebabkan stres pada hewan. Sebab, masih terdapat penjual yang mengirimkan hewan tanpa memperhatikan kenyamanan hewan selama perjalanan.

Selain itu, jenis makanan yang tidak semestinya diberikan turut menjadi salah satu penyebab.

“Kurangnya pengetahuan mengenai cara pengiriman hewan yang baik dan pemberian pakan yang tidak sesuai, salah satunya sapi diberikan dedaunan,” tambahnya.

Soal temperatur dan kelembaban ideal untuk menghindari stres pada hewan, Prof Suwarno menyebut, suhu terlalu panas akan menyebabkan hewan menjadi hiperthermia. Sementara suhu yang terlampau rendah dapat menyebabkan hipothermia pada hewan.

“Suhu yang disarankan pada saat persiapan sebelum penyembelihan antara 22 -29 derajat celcius,” ujar Prof Suwarno.

Prof menambahkan, tingkat stres pada hewan sebelum penyembelihan dapat dilihat dari warna daging setelah melui proses pemotongan. “Semakin hitam warna daging, menandakan hewan kurban dalam keadaan stres pada saat sebelum penyembelihan,” sebutnya.

Selain temperatur dan kelembaban, nilai pH juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan untuk menjaga kualitas daging agar tetap baik. Salah satu himbauan dari Prof Suwarno adalah dengan tidak membiarkan daging terpapar udara terlalu lama.

“Salah satu cara menjaga pH daging tetap baik pada pH 7,0 -7,2 dengan meletakkan daging di tempat tertutup dengan sirkasi udara secukupnya,” ucapnya.

Jika ditemukan pada pemeriksaan Ante – Mortem, lidah yang menjulur dan keluarnya liur (salivasi), suhu tubuh meningkat, sering minum dan kencing, serta gelisah dan pada pemeriksaan Post – Mortem terdapat, hasil perubahan warna dan pH daging, merupakan tanda hewan dalam keadaan stres.

“Untuk menentukan stres pada hewan, perlu dilakukan pemeriksaan Ante dan Post Mortem pada hewan,” pungkasnya. end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry