Hermawan Kertajaya (kanan) saat bersama Muchmamad Nur Arifin (tengah) dan Emil E Dardak di Auditorium Unusa, Kamis (18/4). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co –  Hermawan Kertajaya ternyata memiliki selera humor yang sangat tinggi. Sebagai arek Suroboyo, Hermawan memang ceplas-ceplos dalam berbicara.

Dan justru hal itu yang membuat audiensnya tertawa di tengah materi serius yang disampaikannya.

Saat acara Studium Generale di Auditoriun Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Hermawan membuat panggung megah menjadi sebuah ajang ‘tontonan ludruk’.

Hal itu terjadi usai Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil E Dardak menyampaikan materi tentang pemberdayaan generasi milenial Jawa Timur.

Bagaimana Jatim melihat generasi milenial dengan segala permasalahannya agar bisa produktif di usianya.

Emil usai memberikan presentasi meminta Hermawan untuk menanggapi materinya. Hermawan pun langsung maju.

Namun bukan tanggapan yang diberikan melainkan pujian. “Wagub ini adalah anak muda yang luar biasa. Ganteng, pinter lagi,” ujarnya.

Lalu Hermawan memanggil Plt Bupati Trenggalek, Muchammad Nur Arifin yang juga hadir di acara itu. “Lah ini yang juga tak kalah pinternya, anak muda yanh juva tak lulus kuliah kayak saya tapi jadi bupati, Cak Ipin.. ayo maju,” kata Hermawan.

Cak Ipin panggilan akrab Nur Arifin pun ke depan. Hermawan mengulik-ngulik masa lalu Cak Ipin yang dulunya anak tukang becak dan pembantu rumah tangga di kawasan Bendul Merisi Surabaya.

“Ayo ceritakan. Arek iki Unair ae gak lulus kok,” tukas Hermawan disambut gelak tawa yang hadir.

Cak Ipin pun akhirnya menceritakan awal mulanya dia bisa seperti sekarang, sukses dengan perusahaan kaca di Trenggalek dengan 5 ribu karyawan.

“Lalu kenapa dulu Pak Emil memilih orang ini (Cak Ipin,red) jadi wakil bupati?,” tanya Hermawan pada Emil Dardak.

Emil pun tertawa. “Waktu itu dia datang ke saya umur 24 tahunan lah. Saya melihat dia anak muda yang luar biasa. Trenggalek ini kan lokasinya paling jauh, saya yang dari Jakarta memang butuh seseorang yang mengenal betul Trenggalek,” jelas Emil.

Cak Ipin yang dipuji Emil hanya senyam senyum. “Mas Emil sangat luar biasa. Saya belajar banyak dari beliau,” tandasnya.

Cak Ipin yang mengenakan batik warna cokelat dan kopyah hitam tak luput dari sindiran Hermawan. “Dulu dua orang ini gak pakai kopyah, sekarang sudah santri banget,” tutur Hermawan.

“Oh ya saya mau cerita, batik yang saya pakai ini produk santri Trenggalek. Tadi ajudan saya bilang, jangan pakai batik itu Pak, tidak banget. Ada yang lebih bagus ini. Tapi saya nekat pakai ini karena ingin promosi bahwa santri Trenggalek sudah mulai produktif. Batik ini harganya Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu lo. Bagus kan,” jelasnya sambil tertawa. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry