JAKARTA | duta.co — Tidak sedikit media sosial (medsos) kita yang ‘mendramatisir’,  menggambarkan seorang muslim yang bersujud syukur atas kebakaran dahsyat yang terjadi di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) sejak Selasa 7 Januari 2025 lalu.

“Kok jadi lebay (norak berlebihan). Bukankah, Los Angeles juga merupakan tempat semua umat beragama, termasuk muslim. Tahun 2019 umat Islam di situ sekitar 500 ribu, sekarang mungkin lebih,” demikian Isfandiari Mahbub Djunaidi, Wakil Sekjen PBNU kepada duta.co, Jumat (17/1/25) di Jakarta.

Gus Isfan

Gus Isfan, panggilan akrabnya, merasa heran dengan sikap sebagian umat Islam Indonesia yang mengaku justru bersujud syukur atas musibah tersebut.

Musibah ini turut menghanguskan masjid beserta belasan ribu bangunan. Umat Islam di sana kehilangan rumah ibadahnya.

Sebagaimana diberitakan, Samar Ghannoum, seorang profesor di University of Redlands, merasa hatinya hancur begitu mendengar kabar dari putrinya bahwa Masjid Al-Taqwa dilahap api. Ia beserta keluarganya telah salat di masjid tersebut sejak 1990-an.

“Saat dia menelepon dan berkata, ‘Bu, masjidnya terbakar,’ dan sambil menangis, hatiku hancur,” kata Ghannoum sebagaimana dilansir AP.

Junaid Aasi, imam sukarelawan Masjid Al-Taqwa, mengatakan masjid ini telah menarik minat berbagai keluarga muda, profesional, dan mahasiswa dalam 20 tahun terakhir.

“Banyak keluarga yang menyebutnya sebagai rumah kedua mereka,” kata Aasi.

Lalu Berapa Jumlah Umat Islam di LA Jumlah Umat Islam di Los Angeles Diperkirakan 500.000 Orang lebih.

Menurut Dewan Hubungan Muslim Amerika (CAIR) Los Angeles seperti dikutip dari situsnya, diperkirakan ada 500.000 muslim yang tinggal di wilayah Los Angeles.

Dewan kota mulai mengakui populasi muslim pada 2014 setelah didesak oleh warga yang dipimpin Najee Ali, CEO Project Islamic HOPE, sebuah organisasi aktivis hak-hak sipil yang berbasis di Los Angeles.

Pada 28 Juni 2019, Dewan Kota Los Angeles mengadopsi resolusi yang mengakui kontribusi dan aktivisme komunitas Muslim Amerika dan mendeklarasikan Juli 2019 sebagai Bulan Warisan Muslim.

Anggota dewan Mitch O’Farrell memperkenalkan resolusi tersebut dengan alasan perayaan Bulan Warisan Islam akan “mempromosikan dan mendorong kesadaran akan kontribusi signifikan populasi Muslim di kota ini dalam bidang budaya, layanan sosial, pendidikan, politik, bisnis, teknologi, dan seni.”

Total muslim di Amerika Serikat sekitar 3,45 juta orang atau 1,1 persen dari total populasi Amerika Serikat, menurut estimasi Pew Research pada 2017.

Dalam riset bertajuk The Future of World Religions: Population Growth Projections 2010-2050, Pew Research Center memproyeksikan penduduk muslim bisa mencapai 10 persen dari total populasi.

Mereka memprediksi kemungkinan besar jumlah penduduk muslim di Amerika Serikat lebih banyak 2,1 persen pada pertengahan abad ke-21.

“Dan pada tahun 2050, populasi muslim AS diperkirakan akan mencapai 8,1 juta jiwa, atau 2,1 persen dari total populasi negara tersebut – hampir dua kali lipat dibandingkan saat ini,” papar Pew Research Center dalam laporan yang terbit pada 2 April 2015 itu.

Kota ini juga merupakan rumah bagi komunitas Muslim yang besar. Los Angeles menawarkan banyak pilihan makanan halal, masjid, dan pusat Islam.

Ratusan ribu umat Muslim tinggal di Los Angeles yang juga dikenal sebagai City of Angels, adalah kota yang dinamis dan beragam yang terletak di California Selatan. Kota ini merupakan rumah bagi komunitas Muslim yang besar.

Los Angeles terkenal dengan pantainya yang indah, landmark ikonik, dan industri hiburan yang terkenal di dunia, yang memberikan pengalaman unik dan menarik bagi wisatawan Muslim. Baik Anda ingin menjelajahi warisan budaya kota yang kaya atau bersantai di pantai, Los Angeles memiliki sesuatu untuk ditawarkan kepada semua orang.

Kebakaran hebat yang melanda Los Angeles, California, membuat sejumlah perusahaan manajemen aset yang berkantor di wilayah itu terancam.

Beberapa dilaporkan merelokasi ruang kantor dan mendukung anggota staf yang kehilangan rumah.

Mengutip Reuters, Rabu (15/1/2025), Los Angeles adalah rumah bagi para pelaku industri besar seperti Capital Group, TCW Group, dan dana lindung nilai Oaktree Capital dan Ares Management. Secara total, perusahaan-perusahaan di Los Angeles ini mengelola lebih dari US$4 triliun atau sekitar Rp65 kuadriliun.

Kebakaran besar ini telah mengubah seluruh lingkungan menjadi reruntuhan yang membara, menghancurkan pinggiran kota dan kantong-kantong orang kaya. Hebatnya, sampai detik ini kebakaran belum bisa dikendalikan.

Ada yang membuat perbandingan Kebakaran Los Angeles dan Kehancuran Gaza. Di LA,  Anacapa Advisors, dana lindung nilai senilai US$60,5 juta (Rp986 triliun) baru pindah kantor baru ke Pacific Palisades hanya beberapa minggu sebelum kebakaran, melihat gedung itu terbakar habis saat kebakaran.

Dalam waktu seminggu misalnya, kebakaran hutan Los Angeles yang berkobar terutama di Palisades dan Eaton, terus meluas. Api telah membakar hampir 40.000 hektar dan terus bertambah, menyebabkan lebih dari 105.000 orang mengungsi.

Bencana itu juga menewaskan 24 orang hingga saat ini. Kerugian finansial akibat kebakaran tersebut berkisar antara US$250 hingga US$275 miliar (Rp4 juta hingga Rp 4.482 triliun).

Sementara serangan Israel di Gaza telah berlangsung selama 15 bulan sekarang, telah menyebabkan hampir seluruh populasi Gaza yang berjumlah 2,2 juta orang mengungsi. Bencana itu juga menewaskan sekitar 47.000 orang, dan melukai 100.000 orang lainnya.

Serangan Israel sejak 27 Oktober 2023 juga telah menghancurkan infrastruktur Gaza, mnurut Laporan bersama Bank Dunia dan PBB yang menghabiskan biaya sekitar US$18,5 miliar (Rp301 triliun).

Meski kesamaannya terlalu jauh, tetap ada perbedaan besar dalam konteks, skala, dan kerugian antara kebakaran di Los Angeles dan Gaza. “Inilah kebiadaban yang membuat Tuhan murka. Kendati begitu, kita tidak perlu sujud syukur akan kebakaran dahsyat Los Angeles,” pungkas Gus Isfan. (mky)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry