Keterangan foto kompas.com/muhlis al alawi

SOLO | duta.co – Teriakan histeris mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengiringi kedatangan Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno, Sabtu (22/9/2018). Suasana semakin heboh ketika Sandi membalas senyum dan lambaian kebersamaan.

 Suasana semakin heboh, karena belum sampai ke tempat acara, para mahasiswi itu menyerbu, ibu-ibu karyawan UMS dan sebagian mahasiswa juga berebut untuk berswa foto dengan Sandiaga. Suasananya ramai, komentarnya penuh syukur dan pujian.

Tetapi ada yang nyleneh, ratusan mahasiswi sibuk menanti, sementara sebagian mahasiswa UMS berdiri untuk menolak kedatangannya. Ada aksi menolak kampus menjadi ajang kampanye.

Sandi datang ke UMS sebagai pembicara selaku pengusaha muslim sukses. Ketua MPR Zulkifli Hasan turut hadir dalam acara bertema “Menumbuhkembangkan Jiwa Wirausaha Pada Generasi Milenial” itu.

“Bangga bisa berada disini, saya optimis kampus ini bisa melahirkan lulusan yang berjiwa enterpreneur. Saya pernah gagal dan di PHK tapi saya bisa bangkit,” kata Sandi memulai pemaparan soal kesuksesannya dalam dunia bisnis.

Sementara itu, di luar pagar, sejumlah mahasiswa sambil membawa spanduk bertuliskan “Tolak Politisasi Sandi, Tetap Tidak Pilih Jokowi”.

Meskipun memberikan materi kuliah umum kewirausahaan, langkah Sandi ini dinilai sebagian mahasiswa berbau kampanye. Aksi sebagian mahasiswa ini langsung diantisipasi petugas pengaman hingga tidak mengganggu jalannya kuliah umum.

Rektor UMS, Dr Sofyan Anif yang mendampingi kunjungan Sandiaga Uno dan Zulkifli Hasan selama di Solo menyatakan kebanggaannya. Menurutnya agenda kunjungan Sandi sudah dirancang jauh hari sebelum Sandiaga menjadi Cawapres.

“Undangan pada Sandiaga Uno sudah lama jauh sebelum rame capres-cawapres, akhirnya bisa memenuhi undangan pada kuliah umum kewirausahaan bagi mahasiswa baru UMS,” kata Sofyan seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJateng.

Angkat Derajat UMKM

Setelah dari kampus, Sandiaga jalan-jalan seputar Surakarta. Sandi sempat menyapa maayarakat yang ada di lokasi tersebut. Mulai dari pedagang hingga pengunjung.

Bersama rombongan Sandi memesan soto ayam kampung dengan lauk tempe dan sate telur puyuh di tempat Pak Timbul. Hebatnya, sebagai orang kaya Sandi sama sekali tak canggung makan soto seharga Rp 5000 perporsi. Dia benar-benar menikmatinya.

Ia menjelaskan jika datang ke Surakarta, dirinya makan di warung soto langgananya yakni soto Gading dan soto Kirana. Namun kali ini Sandi mau mencicipi soto di tempat lain. “Saya (soto pak Dul) baru ke sini pertama ini, bersama Bang Zul (Zulkifli Hasan). Ternyata sotonya enak,” jelas Sandi.

Masyarakat Surakarta menurut Sandi sangat menikmati kuliner lokal, mudah-mudahan bisa diangkat menjadi UMKM yang unggul. Berkualitas nasional dan bisa membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya.

“Surakarta kota yang memiliki daya tarik luar biasa, memiliki potensi besar. Dan bisa menjadi lokomotif penciptaan lapangan kerja di Indonesia kedepannya,” ucap Sandi (rmol)