TANAM ULIN: Raja Salman menanam pohon ulin di Istana Negara Jakarta dibantu Presiden Jokowi, Kamis (2/3). (ist)

JAKARTA | duta.co – Presiden Joko Widodo dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz bersama-sama menanam pohon di belakang Istana Merdeka Jakarta, Kamis (2/3). Penanaman pohon ini adalah simbol persahabatan yang terjalin antara kedua negara. Pohon ulin kayu dipilih sebagai simbol persahabatan kedua negara.

Pantauan di lokasi, proses penanaman pohon ini dilakukan setelah Raja Salman berdialog sekitar 15 menit dengan tokoh-tokoh ormas Islam. Dialog itu dilakukan secara tertutup di Istana Merdeka. Selanjutnya, Salman didampingi Jokowi melangkah keluar dari Istana Merdeka.

Mereka pun menaiki mobil golf yang sudah disiapkan. Jokowi menyetir langsung mobil golf itu dengan Raja Salman berada di sampingnya. Mereka pun mengendarai mobil golf sampai ke lokasi penanaman pohon yang ada di taman tengah, belakang Istana Merdeka.

Proses penanaman pohon berlangsung sekitar 10 menit. Presiden Jokowi tampak menangkupkan tangannya kepada Raja Salman sebagai tanda terima kasih. Setelah itu, kedua kepala negara kembali menaiki mobil golf menuju Istana Merdeka.

Presiden Joko Widodo menemani Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud menanam pohon ulin kayu atau yang dikenal kayu besi di halaman tengah yang terletak di antara Istana Merdeka dan Istana Negara, Jakarta, Kamis (2/3). Setelah menanam pohon dan melakukan pertemuan dengan tokoh Islam, Raja Salman langsung meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan.

 

‘Filosofi Ulin’ versi Jokowi

Setelah Raja Salman dan rombongan pergi dari Istana untuk kembali ke Hotel Raffles , Jl Prof Dr Satrio, Jakarta Selatan, tempat penginapan mereka, Presiden Jokowi menyiram pohon tersebut. Jokowi menceritakan sedikit tentang pohon ulin kayu yang biasanya ditemukan di Pulau Kalimantan dan Sumatera Selatan ini.

“Ini kayu paling kuat. Ini kayu ulin kayu besi yang paling kuat,” kata Jokowi sembari menyiram pohon yang ditanam Raja Salman.

Jokowi berharap, hubungan antara Arab Saudi dan Indonesia bisa sekuat dan berkualitas layaknya pohon ulin kayu. “Supaya hubungan kita menjadi kuat sekali. Sekuat kayu ini,” kata Jokowi.

Penanaman pohon ulin tersebut sebenarnya dijadwalkan dilakukan di Istana Bogor atau saat Raja Salman melakukan kunjungan bilateral pada Rabu (1/3) kemarin. Namun ditunda karena hujan deras.

Presiden Jokowi menaruh bibit pohon di dalam tanah yang telah dilubangi untuk ditanam oleh Raja Salman. Setelah itu, dengan menggunakan sekop, Raja Salman menaruh tanah di dalam pohon tersebut. Presiden Jokowi juga terlihat ikut menaruh tanah di tanaman tersebut.

Penanaman pohon di Istana Kepresidenan Jakarta ini hanya dilakukan oleh Raja Salman. Sebelumnya, agenda awal penanaman pohon akan turut pula dilakukan oleh 16 Pangeran Kerajaan Arab Saudi.

‘Diplomasi pohon’ antara Raja Salman dan Jokowi ini menjadi penanda dibukanya Posos Saunesia (Saudi-Indonesia) yang digagas santri ndeso kelahiran Semarang yang kini menjadi diplomat penting, yaitu Prof Agus Maftuh Abegebriel, Duta Besar Indonesia Berkuasa Penuh untuk Arab Saudi, bersama Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Osama Mohammad Abdullah Alshuaibi.

 

ARAFAH MENGHIJAU: Salah satu lokasi di Padang Arafah yang menghijau oleh pohon mimba yang penanamannya digagas Presiden Pertama RI Soekarno. Pohon itu di sana selanjut disebut Pohon Soekarno. (ist)

Soekarno Hijaukan Arafah

Jauh sebelum itu, para pendahulu Raja Salman dan Jokowi juga melakukan ‘diplomasi pohon’. Bahkan hasilnya kini bisa dirasakan di Tanah Suci. Yakni adanya  pohon mimba yang menghijaukan beberapa lokasi di Tanah Suci, termasuk Arafah.

Ini tidak lepas dari jasa Soekarno pada sekitar tahun 1955 ketika Indonesia aktif sebagai gerakan nonblok. Saat berhaji, Soekarno menawarkan kepada raja Arab Saudi yang saat itu adalah Raja Fahd untuk menanam pohon di Arafah. Dia kemudian mengirimkan ribuan bibit pohon mimba dan tenaga ahli untuk ikut meneliti, merawat dan menanamnya.

Padang Arafah yang setiap musim haji menjadi lokasi berkumpulnya sekitar 3 juta muslim dari seluruh dunia saat melaksanakan wukuf dikenal memiliki suhu udara yang sangat panas. Dengan suhu 38-42 derajat Celcius saat musim panas, tak pelak jemaah haji yang wukuf di situ akan merasakan panas yang menyengat, sehingga tak sedikit dari mereka cepat letih. Padang Arafah memang sangat gersang dan hanya ada sedikit bangunan karena memang sehari-hari di luar musim haji nyaris tidak ada manusia yang singgah ke situ.

Tapi, di beberapa lokasi Padang Arafah, yang memiliki total luas 5,5 x 3,5 kilometer persegi, terdapat rimbunan pohon yang sering kini dijadikan tempat berteduh. Petugas haji Indonesia mengatakan pohon-pohon yang merindangkan beberapa lokasi di Arafah dinamai Syajarah Soekarno atau Pohon Soekarno, karena memang Soekarno yang mengusulkan pohon tersebut ditanam di situ.

JADI PENEDUH: Tenda jamaah haji di bawah Pohon Soekarno di Arafah. (ist)

Pohon sejenis pohon mindi ini memang dibawa Soekarno saat melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci. Sebagai orang berpengaruh di negara-negara nonblok, Bung Karno dengan mudah menawarkan ide penanaman pohon ini kepada kalangan masyarakat Arab yang dikenal keras dan teguh dalam berpendirian.

Tak cukup mengirimkan ribuan bibit pohon, Bung Karno juga mengirimkan ahli tanaman dari Indonesia untuk mengembangbiakkan tanaman yang memang cocok tumbuh di daerah tandus ini. Kini tanaman ini tumbuh dengan rimbun di berbagai sudut kota di Arab Saudi, baik di Mekah, Madinah, maupun Jedah.

Khusus di Padang Arafah, pohon Soekarno ini telah memenuhi sebagian besar Padang Arafah. Jadi, selain merindangkan padang itu, pohon-pohon itu menghijaukan Arafah. Dengan tinggi 2-3 meter, pohon ini berdiri di sepanjang jalan-jalan utama Padang Arafah.

Pohon dengan banyak manfaat ini juga tumbuh di lokasi-lokasi yang akan ditempati tenda-tenda jemaah haji dari seluruh dunia untuk melaksanakan prosesi wukuf. “Keberadaan pohon-pohon ini sangat membantu mengurangi suhu panas saat jemaah haji melaksanakan wukuf,” ujar Kepala Satuan Operasional Arafah Muzdalifa dan Mina (Armina) Abu Haris Muntohar.

Abu Haris menuturkan pemerintah Arab Saudi memang secara khusus memelihara keberadaan pohon Sukarno ini. “Bahkan di Arafah ada saluran air khusus yang ditanam dalam tanah untuk menyirami setiap batang pohon Soekarno,” katanya.

Keberadaan pohon Soekarno di Arafah diakui sejumlah orang, baik yang berkunjung maupun yang sedang bekerja di lokasi itu, karena merasakan manfaatnya.

Menjelang puncak haji, biasanya banyak pekerja yang datang ke Arafah untuk mempersiapkan berbagai keperluan jemaah atau hanya sekadar membersihkan ilalang yang tumbuh sumbur di lokasi yang bakal menjadi tempat jemaah saat wukuf.

“Adanya pohon ini memang membuat lokasi ini memiliki tempat berteduh saat saya dan beberapa pekerja mengerjakan persiapan untuk kedatangan haji,” tutur Ahmad, pekerja dari Pakistan.

Pria yang sudah belasan tahun bekerja di Arab Saudi dan sering kali ditugaskan di Arafah ini juga menyatakan keheranannya karena pohon tersebut tidak pernah mati walaupun disinari terik matahari yang luar biasa panasnya.

Menurut dia, sekalipun pohon itu tidak mendapat perawatan, seperti dengan disiram air, pohon itu tidak mati karena panas. Hal itu membuat banyak orang kagum dengan ketangguhan pohon itu. “Pohonnya kuat dari serangan terik matahari sekalipun tidak terlalu sering disiram air,” tuturnya.

Pastinya jemaah haji asal Indonesia bisa berbangga diri dengan adanya pohon Soekarno yang banyak dikenal penduduk Arab Saudi itu. ful, hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry