SURABAYA | duta.co – Jajaran rektorat dan pimpinan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) hari ini, Senin (4/11/2024) akan berangkat ke Makau, Tiongkok dan Hongkong hingga beberapa hari ke depan. Tim Unesa ini akan memamerkan produk inovasi para dosen dalam pameran ini Asia.

Direktur Inovasi, Pemeringkatan dan Publikasi Ilmiah Unesa, Prof Dr Nadi Suprapto mengatakan ada beberapa hasil inovasi yang akan diikutkan dalam ajang ini.

“Kalau bentuknya produk, hanya beberapa yang kita bawa karena keterbatasan bagasi dan sebagainya. Namun kalau bentuknya teknologi, video dan sejenisnya kita akan bawa sebanyak-banyaknya,” kata Prof Nadi usai pembukaan pameran inovasi Unesa di Cito, Sabtu (2/11/2024).

Diakui Prof Nadi, produk inovasi Unesa cukup banyak. Bahkan di sebuah ajang kompetisi nasional di 2024 ini, Unesa yang terbanyak dari perguruan tinggi di Jawa Timur. Padahal di tahun sebelumnya, Unesa berada di urutan paling bontot.

Diakui Prof Nadi, sejak tahun lalu, Rektor Prof Nurhasan membentuk  Pengembangan Inovasi dan Pengembangan Unggulan Iptek (PUI).  Dengan adanya ini, dibuat program

sedemikian rupa supaya Unesa unggul di bidang inovasi baik kuantitas maupun kualitas. “Kalau  bicara kuantitas linear dengan nominal jadi kita satu tahun terakhir itu dapat dana dari negara,  dari APBN itu senilai Rp 6 miliar belum lagi dari internal universitas,” ujarnya.

Dipamerkan Bersama

Hasil inovasi para dosen Unesa itu kembali digelar di ajang  2nd Exhibition Innovation Pruduct. Ini adalah tahun kedua digelarnya pameran ini.

Ada 40 produk inovasi yang ikut berpartisipasi di mana 33 dari internal Unesa dan sisanya dari perguruan tinggi lain seperti Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), PCU, Uinsa dan banyak lagi lainnya.

Prof. Dr. Endang Susantini, Kasubdit Pengembangan Inovasi dan PUI  Unesa mengatakan inovasi yang dipamerkan adalah dari tiga pusat unggulan Unesa yakni bidang olahraga, seni dan disabilitas. Selain itu ada bidang lainnya yakni pendidikan, teknologi dan sebagainya.

“Ini merupakan upaya kolaborasi agar terus meningkat baik di level regional maupun nasional,” kata Prof Endang.

Ditambahkan Prof Nadi Unesa perlu dan harus menguatkan inovasi karena inovasi itu adalah pintu untuk memperkuat rekognisi baik itu nasional maupun internasional. “Kita tunjukkan pada masyarakat bahwa Unesa itu besar,” tukasnya.

Mesin Steamer Ecoprint

Salah satu inovasi dosen adalah mesin steamer untuk batik ecoprint. Mesin ini dibuat dosen untuk membantu UMKM ecoprint Daun Effect agar memproduksi kain batik ecoprint yang berkualitas sama.

Imami Arum Trirahayu, Dosen S1  Pendidikan Tata Busana mengatakan mesin steamer ini diberikan agar mempermudah pelaku UMKM dalam memproduksi kain batik ecoprint. Selama ini kain batik ecoprint diproduksi dengan digulung lalu dikukus beberapa jam. Dikukusnya dengan kompor biasa yang membuat suhu tidak stabil. Ini yang menjadikan kualitas batik tidak stabil.

“Mesin ini bisa mengukus 40 helai kain bersamaan, selain itu suhu dan waktu bisa diatur sesuai standar kualitas. Sehingga tidak perlu ditunggu karena akan mati secara otomatis sesuai waktu yang sudah ditentukan. Jadi lebih efektif, efisien dan berkualitas,” ungkapnya.

Dan hasil dari batik ecoprint ini ditampilkan melalui ajang peragaan busana di ajang 2nd Exhibition Innovation Pruduct Unesa. ril/lis

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry