
PROBOLINGGO | duta.co_ Suasana meriah terlihat Pondok Pesantren (PP) Nurul Jadid Paiton. Bukan para wali murid datang ke Pesantren, melainkan ribuan orang datang untuk menghadiri Harlah Nahdlatul Ulama ke-102 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Jumat (24/1/2025).
Acara ini dihadiri oleh ribuan warga NU, serta tokoh-tokoh agama, dan masyarakat. KH. Anwar Iskandar, Wakil Rois Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam tausiyahnya menegaskan kembali mengingatkan kembali Lahirnya NU Hingga jadi kekuatan Bangsa.
KH. Anwar Iskandar menyampaikan tiga motivasi utama yang melatarbelakangi kelahiran NU yang hingga kini menjadi landasan perjuangan bagi umat Islam di Indonesia.
“Yang pertama menjaga Agama Islam Ahlussunnah Wal Jamaah NU hadir dengan tujuan utama untuk menjaga dan mempertahankan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah, sebagai jalan moderat dan rahmatan lil alamin,” katanya.
Sedangkan yang kedua, lanjutnya, yakni semangat kebangsaan. Sebelum Indonesia merdeka, semangat kebangsaan yang ditunjukkan oleh NU sudah tumbuh melalui Mars Syubbanul Wathan. Lagu ini bahkan lahir sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia, menunjukkan bahwa NU sudah memiliki komitmen tinggi untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
“Yang ketiga menjadi landasan utama atau tujuan utama yakni melayani umat,” ujar KH. Anwar sembari menekankan bahwa salah satu tujuan utama NU adalah melayani umat, membantu masyarakat dalam setiap aspek kehidupan agar tetap dalam kebaikan dan keberkahan.
Hakikat Jihad NU.
Yang harus digarisbawahi, lanjutnya, bahwa jihad NU bukan hanya soal perjuangan fisik, tetapi juga tentang menjaga dan memperjuangkan agama, negara, dan umat. “Ini adalah jihad yang menjadi tiket menuju surga, yang harus dijalankan dengan penuh kesabaran, tanpa tergoda oleh provokasi atau ucapan yang bisa merusak persatuan umat,” katanya.
Ia menegaskan, untuk menjadi kekuatan bangsa kita mempunyai tiga strategi. Pertama, kesabaran dan Keteguhan. “Warga NU diingatkan untuk selalu sabar dalam menghadapi berbagai ujian. Jangan mudah terpancing oleh provokasi atau ucapan yang dapat merusak keharmonisan. Selalu hadir untuk masyarakat kecil dan miskin, sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang,” terangnya.
Sedangkan yang kedua yakni menguatkan konsolidasi organisasi. Konsolidasi internal organisasi, baik dalam hal kaderisasi maupun program-program yang mendukung kemajuan NU, harus terus dilakukan. Ini penting agar NU tetap solid dan mampu berkontribusi secara maksimal. “Ketiga sinergitas dengan semua elemen bangsa,” katanya.
NU, kata KH. Anwar, perlu menjaga hubungan sinergis dengan semua elemen bangsa. KH. Anwar mengingatkan agar NU dapat melihat kekuatan lain dengan sikap positif, karena mereka merupakan bagian dari ekosistem bangsa yang tak terpisahkan. Kerja sama antar elemen bangsa akan memperkuat negara dan memberikan kontribusi besar bagi kemajuan Indonesia.
“Jati diri NU adalah pembela umat dan pembela negara,” tegas KH. Anwar dalam penutupan tausiyahnya.
Perlu diketahui, acara tersebut juga menjadi ajang refleksi bagi warga NU untuk lebih meningkatkan semangat kebangsaan dan keagamaan, serta memperkuat komitmen dalam menjalankan tugas sebagai pelayan umat dan bangsa.
Dengan semangat kebangsaan dan keagamaan yang kuat, peringatan HARLAH ini menjadi momentum untuk terus memperkuat peran NU sebagai garda terdepan dalam menjaga agama, bangsa, dan negara.
Selain itu, KH. Ahmad Hasan, Rois Syuriyah PCNU Jombang, juga hadir dalam peringatan HARLAH ke-102 NU ini bersama pengurus PCNU Jombang. Acara yang penuh hikmah ini diakhiri dengan doa bersama agar NU semakin diberkahi dan dapat terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa, serta menjalankan tugas mulia sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia. (Din/mif)