Audiensi Trans7 Bersama Alumni Ponpes Lirboyo (Adrial/detikcom)

SURABAYA | duta.co – Tampaknya permintaan maaf Trans7 melalui Direktur Produksi, Andi Chairil belum mampu meredam semangat santri untuk minta pertanggungjawaban atas tayangan Xpose Unsencored yang menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo pada 13 Oktober 2025 kemarin.

Trans7 juga sudah melakukan mediasi dengan pihak Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Jabodetabek atas sebuah tayangan yang dianggap menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo. Pihak Trans7 mengakui telah lalai dan akan bertanggung jawab.

“Trans7 mengakui kelalaian walaupun itu materi atau konten dari PH (production house), tetapi Trans7 tidak lepas dari tanggung jawab untuk itu,” ujar Direktur Produksi Trans7, Andi Chairil, di Kantor Trans7, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Menurut Dr Romadlan Sukardi, ini bukan sebuah kelalaian. Ini tayangan kesengajaan untuk menghancurkan nama baik pesantren. “Hari ini (Rabu 15/10) teman-teman santri mau demo ke Trans7. Kami menduga kuat ada unsur kesengajaan,” demikian Kiai Ramadlon kepada duta.co, Rabu (15/10/25).

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Jawa Timur, Ahmad Nawardi, juga mengecam keras tayangan televisi nasional yang dianggap melecehkan kiai dan pesantren itu.

Menurut Nawardi, tuduhan (Trans7) tersebut menunjukkan kebutaan terhadap realitas pengorbanan kiai dan mekanisme gotong royong yang menjadi tulang punggung pesantren di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.

Nawardi menilai tayangan itu sangat melecehkan dengan narasi yang menggambarkan tradisi santri atau wali santri memberi amplop sebagai modus kiai memperkaya diri. “Kiai itu adalah Petani Jiwa. Tugasnya bukan hanya mengajar, tapi menanam, merawat, dan memanen akhlak mulia,” kata Nawardi.

Menurut Nawardi, amplop yang diberikan oleh santri atau wali santri bukanlah uang tunai yang langsung masuk ke rekening pribadi kiai. “Itu adalah benih yang mereka titipkan. Benih ini tidak dimakan sendiri oleh ‘Petani Jiwa’ (Kiai). Benih itu akan segera ditabur kembali ke tanah pesantren untuk membeli kitab baru, memperbaiki asrama yang bocor, memastikan makanan santri miskin tetap ada, atau membiayai operasional sekolah dan pondok,” jelasnya.

Ia mengajak masyarakat berhenti menyebarkan fitnah yang merusak moral bangsa. Dia juga menantang para penuduh untuk datang langsung ke pesantren Lirboyo, melihat bagaimana luar biasanya pendidikan di pesantren dalam membangun kelangsungan umat.

“Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat memahami peran dan pengorbanan kiai dalam mendidik dan membimbing santri,” pungkasnya. (wik)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry