
SURABAYA | duta.co – Pemakzulan Ketua Umum PBNU sudah dijatuhkan. Pleno PBNU versi Syuriyah bersama Rais Aam dan dua wakilnya, juga sudah mengangkat KH Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketum PBNU. Ini semua sudah terjadi. Dan tidak ada yang mau mengalah.
“Saya teringat sahabat Khalid bin Al Walid, panglima perang fenomenal, kemenangan demi kemenangan berhasil diperoleh umat Islam. Kehebatannya diakui Kanjeng Nabi, sampai dijuluki “salah satu pedang Allah,” demikian disampaikan Prof Dr KH Rochmat Wahab kepada duta.co, Kamis (11/12/25).
Namun demikian, lanjut Prof Rochmat, ketika kekuasaan umat Islam dipercayakan Sahabat Umar bin Al Khatthab, ia justru memberhentikan Kholid bin Al Walid yang tadinya sebagai panglima perang, digantikan Abu Ubaidah Aamir bin Al Jarrah RA. Hal yang sama pernah terjadi zaman Nabi,
“Pernahkah anda berpikir, mengapa Umar mencopot Khalid bin Al Walid? Apa karena Khalid gagal, melakukan kesalahan, atau korupsi atau berkhianat? Tidak. Justru karena selalu berhasil memenangkan peperangan dia diganti,” tambahnya.
Umat Islam, ujar Prof Rochmat, tahu, bahwa, Kholid adalah pimpinan perang Quraisy, yang memenangkan perang Uhud. Ia menjadi muallaf, dipercaya menjadi pimpinan perang di jaman Rasulullah saw dan Abu Bakar, di antaranya Perang Yamamah. Dan saat perang, iRasulullah juga pernah mengganti Khalid bin Walid dengan Ali bin Abi Tholib.
“Di era Umar bin Khaththab, Khalid sebagai pemimpin tertinggi perang menang terus, tapi di tengah memimpin perang Yarmuk diganti Abu Ubaidah bin Jarrah. Walau Khalid diganti tapi beliau tetap semangat ikut perang, karena yang mendasari berkiprah untuk berjuang adalah keikhlasan dan loyalitas kepada pimpinan negara, dan mengharapkan ridlo Allah SWT. Kebesaran hati ini yang kita butuhkan dalam masalah PBNU,” tegasnya.
Menurut Ketua Tanfidliyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY masa bakti 2011-2016, itu di PBNU yang kita cari adalah pejuang-pejuang yang tulus ikhlas kaena Allah. “Dinamika PBNU lebih baik diselesaikan oleh Mustasyar PBNU atau sesepuh NU. Saran Mustasrar agar PBNU islah, adalah terbaik. Semua harus menerimanya, demi perjuangan NU ke depan,” urainya.
Di PBNU, tegasnya, jangan ada kultus individu. Soal pergantian Khalid misalnya, ternyata juga mencegah terjadinya kultus kepada sosok Khalid bin Al Walid yang selalu menang dan berhasil.
Dengan demikian umat Islam dapat mempertahankan sumber kemenangan dan kekuatan yaitu pertolongan Allah berkat kepatuhan mereka menjalankan syariat bukan karena dipimpin Kholid bin Al Walid. “Jadi, mengalah bukan berarti kalah, umat akan menyaksikan bahwa kita butuh pemimpin yang berbesar hati, ikhlas karena Allah SWT,” pungkasnya. (mky)





































