SURABAYA |duta.co – Ikhtiar dzurriyah muassis (anak cucu pendiri) Nahdlatul Ulama (NU) bersama para kiai, membetuk Komite Khitthah (KK) mendapat sambutan luar biasa. Hari ini, Rabu (14/11/2018), sekitar 99 kiai dari berbagai daerah siap hadir di halaqah II yang berlangsung di Dalem KH Hasib Wahab Chasbullah (Gus Hasib), Tambar Beras, Jombang.

“Sambutan para masyayikh sangat luar biasa. Dari sini kami yakin, bahwa, Khitthah NU bisa tegak. Marwah NU bisa kembali terjaga. Banyak kiai menangis menyaksikan politisasi NU sekarang ini. Ada kiai dari Aceh, DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur (tentu), Madura, Lombok (insya-Allah) yang siap hadir di halaqah II pagi ini (Rabu 14/11 red) ,” jelas KH Agus Solachul A’am Wahib Wahab, dzurriyah dari KH A Wahab Chasbullah ini kepada duta.co, Rabu (14/11/2018).

Menurut Gus A’am, panggilan akrabnya, penegakan khitthah NU ini  dirasa sangat urgen bahkan sudah emergensi. NU yang terseret jauh ke politik harus dikembalikan ke khittah, tidak boleh larut dalam politik praktis. Ini demi menjaga kelangsungan Islam Ahlussunnah wal-jamaah dan NKRI.

“Karena itu, politik NU adalah politik kebangsaan. NU harus mengambil posisi netral dalam politik praktis. Begitu juga soal Islam Ahlussunnah wal-jamaah, tidak boleh diotak-atik lagi,” tegasnya.

Karena peserta halaqah II semakin banyak, tambah Gus A’am, maka sistem musyawarahnya mungkin berubah, tidak seperti halaqah pertama. Agar halaqah berjalan efektif, bukan tidak mungkin nanti dibentuk semacam forum kecil semacam bahtsul masail, terserah para masyayikh.

“Begitu juga untuk menjawab permintaan dari berbagai daerah, agar hasil halaqah ini cepat sampai kepada mereka. Karena banyak daerah yang bertanya, apa hasil komite khitthah (KK) ini? Dan bagaimana gerakan mengembalikan NU ke jalur aslinya, khittah 1926? Ini mendesak,” jelas Gus A’am panggilan akrabnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry