SIDOARJO | duta.co – Urusan politik praktis, warga NU sangat teliti. Terutama kegiatan yang dinilai bisa menciderai independensi organisasi (khitthah) NU, mereka dengan mudah membacanya.

Puncak Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2018, Minggu (21/10/2018) di Gor Sidoarjo, yang diisi dengan Istighotsah Kubro, hanya mengundang Presiden Jokowi dan KH Ma’ruf Amien, mulai dipertanyakan.

“Semangat panitia, bahwa, istighotsah ini bersih dari politik, sangat bagus. Tetapi, begitu mendengar yang diundang hanya Jokowi-Kiai Ma’ruf, akhirnya kita jadi bertanya: Bukankah itu sama saja mengundang Capres-Cawapres?,” demikian disampaikan Buhadi, salah seorang warga NU di Krian, Sidoarjo, kepada duta.co Minggu (14/10/2018).

Menurut santri PP Darul Falah ini, kalau mau undang Capres-Cawapres, maka, undang keduanya, atau sama sekali tidak. Karena ini sudah masuk masa kampanye. “Kalau hanya salah satu yang diundang, maka, warga nahdliyin akan bertanya, ada politik apa lagi ini? Karena itu, sebaiknya panitia bisa membaca keadaan ini. Sehingga nahdliyin tetap bersatu padu, tidak terpecah belah,” ungkapnya.

Seperti diberitakan duta.co, banyaknya bencana di negeri ini, mendorong HSN diisi dengan istighotsah. KH Syafruddin Syarif Katib Syuriah PWNU, menegaskan, istighotsah kubro di tahun ke 3 HSN ini, untuk memohon keselamatan pada Allah.

“Jika tidak dilakukan, 2019 Indonesia akan tenggelam. Kita berkeyakinan tidak akan mampu mengubah takdir kecuali dengan doa, soal cincin api yang bergerak,” tuturnya saat itu.

HSN 2018 tersebut, ditargetkan akan diikuti sejuta umat. Mulai dari kiai, santri, dan juga masyarakat umum, diajak untuk mengikuti Istighotsah Kubro untuk Keselamatan dan Persatuan Bangsa.

Istighotsah Kubro akan diawali dengan Kirab Santri, yang dijadwalkan dihadiri Presiden RI Joko Widodo dan juga KH. Ma’ruf Amin. Tetapi dipastikan, hanya bendera merah putih dan bendera NU yang berkibar.

Tidak Cukup Hanya Bilang Bersih dari Politik

Sekretaris PPKN (Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah), H Nur Hadi, juga mempertanyakan kehadiran Jokowi dan Kiai Ma’ruf dalam acara nanti.

“Seperti tahun lalu, untuk bersih dari kepentingan politik, tidak perlu mengundang pejabat, bahkan tidak perlu ada sambutan pejabat. Sekarang ini tahun politik, masa kampanye lagi, mestinya seperti itu dihindari,” tegasnya kepada duta.co.

Menurut Cak Nur, panggilan akrabnya, kalau mau diundang, maka, undang keduanya, baik pasangan Jokowi-Kiai Ma’ruf maupun Prabowo-Sandi. Kalau ada orasi ilmiah, keduanya diberi waktu yang sama.

“Atau, tidak dua-duanya. Sehingga acara ini jauh dari kepentingan politik. Kalau hanya satu yang diudang (Jokowi-Kiai Ma’ruf), mau dibilang apa? Orang pasti menyebut politik. Dan ini sensitif bagi warga NU yang sudah puluhan tahun memegang teguh khitthah nahdliyyah,” jelas penguasa otomotif ini. (loe,mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry