Firly Irhamni, SIP, MM – Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Teknologi Digital

Risiko Keamanan Pihak Ketiga

Keamanan internal tidak selalu cukup, terutama yang berkaitan dengan dunia perbankan. Karena itu, seringkali, ketika bank atau lembaga keuangan lainnya memanfaatkan layanan teknologi finansial dari penyedia layanan yang tidak begitu terpercaya, mereka akhirnya kehilangan data, mengalami kegagalan layanan dan bahkan mungkin kehilangan reputasi karena data yang tidak efisien.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Untuk menghilangkan risiko pihak ketiga yang terlibat dengan layanan tekfin, bank dan lembaga keuangan harus mempertimbangkan risiko terkait hubungan teknologi finansial dalam penilaian manajemen risiko mereka.

Serangan Malware

Serangan malware dan peretasan adalah jenis masalah keamanan paling menonjol yang lazim di pasar global. Para peretas kini lebih mudah menargetkan Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).

Sistem SWIFT digunakan oleh hampir semua bank dan lembaga keuangan terkemuka untuk bertukar informasi keuangan penting. Namun, serangan siber baru-baru ini pada infrastruktur SWIFT menunjukkan tingkat kecanggihan para peretas dan penyerang malware.

Bank dan lembaga keuangan memiliki kerentanan dalam proses mereka, dan peretas memanfaatkan kerentanan ini untuk meluncurkan serangan malware

Pelanggaran Data

Kita semua tahu bahwa data memainkan peran penting dalam setiap industri terlepas dari domain mereka. Dan ketika menyangkut bank dan lembaga keuangan lainnya, data secara otomatis menjadi hal yang paling penting.

Namun, dengan diperkenalkannya sistem tekfin yang tidak efisien di industri keuangan, masalah pembobolan data semakin meningkat. Rincian kartu pembayaran dan informasi pengguna sudah tersedia bagi peretas yang membuat transaksi online rentan terhadap pencurian dunia maya.

Lembaga keuangan bermitra dengan pihak ketiga, dan kemudian kehilangan data dapat terjadi karena layanan tekfin mereka yang tidak efisien.

Risiko Keamanan Aplikasi

Aplikasi fintech digunakan oleh banyak bank untuk mengakses informasi keuangan real-time nasabahnya. Mereka memanfaatkan informasi real-time ini untuk melakukan transaksi dan untuk melakukan operasi perbankan lainnya.

Namun, jika aplikasi perangkat lunak tidak memiliki modul keamanan yang sangat mudah dan kode yang efisien, maka aplikasi tersebut secara otomatis menjadi lebih rentan terhadap pencurian dunia maya.

Penyerang memanfaatkan keamanan aplikasi yang lemah untuk mencuri data pelanggan dan informasi penting lainnya. Jadi, jika seseorang berencana untuk mengembangkan solusi perangkat lunak fintech, mereka harus sangat yakin bahwa aplikasi tersebut memiliki semua fitur keamanan penting yang disertakan di dalamnya.

Risiko Pencucian Uang

Bank yang digerakkan oleh Fintech sering menggunakan cryptocurrency untuk melakukan transaksi keuangan. Cryptocurrency ini merupakan bagian integral dari ekosistem fintech, dan mereka tidak diatur secara formal oleh serangkaian standar dan peraturan global.

Karena itu, seringnya penggunaan mata uang yang tidak diatur mengakibatkan pencucian uang ilegal dan bahkan pendanaan teroris. Karena mengidentifikasi penerima manfaat dalam transaksi yang mendukung tekfin tidak dimungkinkan karena sifat samaran tekfin, operasi pencucian uang mendapatkan dukungan yang cukup dari layanan tekfin.

Risiko Identitas Digital

Dengan diperkenalkannya alat digital di industri perbankan dan keuangan, penggunaan layanan berbasis seluler yang menggunakan kata sandi dan kode keamanan satu kali meningkat secara drastis.

Kode keamanan dan kata sandi ini tidak aman dan dapat dengan mudah diakses oleh peretas. Data vital nasabah perbankan dapat dengan mudah diakses karena sistem fintech yang disediakan oleh beberapa penyedia layanan tekfin bermasalah.

Karena itu, lembaga keuangan perlu meninjau kembali arsitektur keamanan online mereka untuk mengatasi faktor-faktor risiko ini sebelum merencanakan implementasi tekfin.

Sistem Perbankan Warisan

Bank berjuang keras untuk mengembangkan dan memperkenalkan layanan tekfin canggih dalam sistem perbankan inti mereka yang tidak ditambal. Sistem perbankan tradisional ini sangat rentan terhadap segala macam pencurian siber. Dan perhatian utama adalah jauh lebih dari itu.

Ketika layanan tekfin yang ramah teknologi berintegrasi dengan sistem perbankan non-aman yang ada, ada kemungkinan mereka akan menjadi sasaran penyerang juga. Jadi, tugas pertama setiap lembaga keuangan sebelum menerapkan tekfin di organisasinya adalah menyegarkan sistem perbankan inti mereka. Itu akan membantu perusahaan menghilangkan kerugian akibat pencurian cyber.

Risiko Keamanan Berbasis Cloud

Solusi berbasis cloud adalah salah satu aspek penting dari industri fintech. Dari gateway pembayaran dan dompet digital hingga pembayaran online yang aman, layanan komputasi awan menawarkan segalanya dalam ekosistem fintech.

Menjaga kerahasiaan dan keamanan data keuangan sangat penting bagi bank dan lembaga keuangan. Meskipun layanan berbasis cloud dianggap sebagai sarana yang aman untuk menyimpan data, kurangnya langkah-langkah keamanan yang memadai dapat mengakibatkan kerusakan informasi keuangan sensitif Anda. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry