Finalis Miss Tionghoa yang turut hadir di acara Cross Culture yang diadakan dalam rangka Peringatan Hari Aksara Internasional di Wisma Jerman (dok/duta.co)

SURABAYA | duta.co – Aksara Jawa memang berbeda dengan bahasa Indonesia. Dan tidak semua orang bisa menulis aksara Jawa. Itulah pengalaman Finalis Miss Tionghoa Indonesia ditantang menuliskan namanya menggunakan aksara Jawa.

Defany Kayla, salah satu finalis Miss Tionghoa mengatakan belajar aksara Jawa itu seru dan mengasyikkan. Apalagi ketika aksara Jawa itu diaplikasikan di lembaran kipas sehingga jadi sebuah karya kaligrafi nan indah.

“Saya belum pernah belajar menulis aksara Jawa. Di sekolah juga tidak ada pelajaran menulis pakai aksara Jawa ini. Jadi rasanya interesting banget!” celetuk Defany Kayla, salah satu finalis Miss Tionghoa yang turut hadir di acara Cross Culture yang diadakan dalam rangka Peringatan Hari Aksara Internasional di Wisma Jerman, Senin (9/9/2024).

Defany tak sendiri. Di kesempatan itu hadir pula lima rekannya sesama finalis Miss Tionghoa Indonesia lainnya, Jennifer Aurellia, Sasha, Megan Suwandi, Lyona Violetta, dan Summer Nicole.

Mereka membaur bersama undangan lain, termasuk dari Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya. Mereka asyik menyimak tahapan demi tahapan menulis aksara Jawa yang disampaikan oleh Nanang Purwono, Ketua Puri Aksara Rajapatni.

Setelah belajar di lembaran kertas yang dibagikan tim Rajapatni, para peserta acara tersebut diberi kesempatan menuliskan nama masing-masing di lembaran kipas dan juga gantungan kunci. “Bisa jadi suvenir menarik ini,” ucap Lyona Vyoletta.

Murid SMA Happy Family School ini menyatakan acara seperti ini membuat dirinya jadi tambah wawasan, khususnya terkait pengenalan budaya negeri ini yang tentu penting untuk dilestarikan.

Komentar senada diungkapkan Jennifer Aurellia dan Summer Nicole. “Indonesia kan kaya budaya. Dan banyak ragam seni budaya yang belum kami kenal secara mendalam, termasuk menulis aksara Jawa ini. Ada suku kata yang tidak ada dalam aksara Jawa,” ucap Summer sambil asyik mengguratkan pena di lembaran kertas.

Ditemui di tempat yang sama, Nita Kartika, Ketua Panitia Penyelenggara Miss Tionghoa Indonesia mengaku sengaja mengajak para finalis kompetisi Miss Tionghoa Indonesia di momen peringatan Hari Aksara Internasional yang diadakan Wisma Jerman tersebut.

“Sebagai Duta Budaya mereka juga harus mengenal budaya tempat mereka tinggal. Kesempatan ini juga dapat mereka manfaat untuk menambah jejaring lebih luas lagi,” katanya.

Para finalis Miss Tionghoa Indonesia perwakilan dari Kota Surabaya ini akan berlaga bersama kontestan dari provinsi lain di babak final Miss Tionghoa Indonesia 2024 yang akan diadakan di Novotel Samator, Minggu (15/9/2024). Imm

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry