SIDOARJO | duta.co – Puluhan warga dari 10 RT yang ada di RW-10 Perumahan Graha Permata Sidorejo Indah (GPSI), Desa Sidorejo, Kecamatan Krian, Sidoarjo ‘terpapar’ Demam Berdarah Dengue (DBD). Nyaris tiap hari warga ‘sambat’ tentang keganasan nyamuk aedes aegypti.

“Banyak warga yang terpapar, minta diadakan penyemprotan. Sementara membebankan anggaran ke warga juga berat, karena kondisi ekonomi sekarang loyo,” demikian disampaikan Ipoenk, Wakil Ketua RW 10 Perum GPSI, saat membuka rapat RT dan RW 10, Minggu (27/4/25).

Sementara, untuk membebankan biaya penyemprotan (fogging) ke warga, tegasnya, terasa sangat berat, lantaran kondisi ekonomi masih kembang-kempis. “Yang ada dipakai dulu. Pakai dana (kas) RW 10. Sepanjang ada, dan itu demi kepentingan warga, tidak masalah,” tegas Mokhammad Kaiyis, Ketua RW-10 seraya meminta Bendahara RW 10, Zainuddin untuk mengitung dana yang diperlukan.

Masalahnya: Mengatasi nyamuk demam berdarah tidak cukup hanya dengan penyemprotan. Butuh perawatan aktif terhadap lingkungan. “Fongging paling tidak bisa menenangkan hati warga atau meningkatkan imun tubuh. Tetapi, jangan lupa bahwa penyemprotan bukan solusi ampuh atasi DBD, melainkan bagaimana kita hidup sehat, biasanya 3M plus,” saran Ustad Bona Teguh.

Menurutnya, warga perlu membiasakan diri untuk menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air serta mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia. “Karena (mereka) yang terpapar bisa jadi terkena di luar daerah kita,” tegasnya.

Selain 3M, tambahnya, ada poin plus yang tak kalah penting. Adalah menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk. Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk. Menggunakan obat anti nyamuk. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah.

“Kita bergotong royong untuk membersihkan lingkungan. Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup. Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras serta memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar. Biasanya ada obat khusus, berupa bubuk Abate untuk mencegah berkembangnya Nyamuk Demam Berdarah,” ujarnya.

Manfaat fogging memang untuk pengendalian hama. Fogging efektif membunuh serangga dengan cepat. Menjangkau area tersembunyi yang sulit dibersihkan. Membantu mengurangi risiko penyakit yang dibawa oleh serangga.

Tetapi, bukan tanpa risiko, karena ada paparan bahan kimia berbahaya – insektisida yang digunakan dalam fogging dapat berdampak negatif jika terhirup atau terkena kulit langsung. Fogging hanya efektif terhadap serangga dewasa, sehingga perlu dilakukan secara berkala.

Tips aman saat fogging: Pastikan tidak ada orang, hewan peliharaan, atau makanan di dalam ruangan saat fogging berlangsung. Gunakan masker dan sarung tangan untuk menghindari kontak langsung dengan insektisida. Setelah fogging, biarkan ruangan terbuka selama 30–60 menit sebelum kembali digunakan.

Fogging adalah metode yang efektif dalam membasmi serangga, tetapi penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati karena insektisida yang digunakan dapat berbahaya bagi manusia dan hewan peliharaan. Meski tidak mematikan, manfaat, serta risiko fogging harus dipahami.

Fogging aman jika dilakukan dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Tanpa perlindungan yang baik, bahan kimia dari fogging bisa berdampak buruk pada hewan peliharaan seperti kucing, anjing, burung, dan hewan kecil lainnya dapat terpapar insektisida melalui udara atau kontak langsung dengan permukaan yang disemprot.

Sebaiknya hewan peliharaan dijauhkan terlebih dahulu agar tidak iritasi pernapasan: Bahan kimia dari fogging dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan pada hewan peliharaan, terutama bagi hewan yang lebih sensitif seperti burung atau kucing.

Hindari keracunan. Jika hewan peliharaan tidak segera dipindahkan dari area yang di-fogging, mereka dapat terpapar racun insektisida, yang bisa menyebabkan gejala seperti muntah, diare, atau kelemahan. Iritasi kulit, kontak langsung dengan permukaan yang terpapar fogging dapat menyebabkan iritasi kulit atau reaksi alergi pada hewan peliharaan.

“Tidak mematikan, memang, tetapi alangkah baiknya pindahkan hewan peliharaan dari rumah. Sebelum melakukan fogging, hewan peliharaan sebaiknya dipindahkan sementara ke tempat yang aman di luar rumah atau di ruangan yang tidak terkena fogging,” saran Ust H Bona Teguh. (mky)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry