
SURABAYA | duta.co – Lebih dari 4.000 pekerja di Jawa Timur mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang Januari hingga Oktober 2025. Kondisi tersebut mendapat perhatian serius dari Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim), Hari Yulianto.
Ia menilai, besarnya angka PHK tersebut harus menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan, meski Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurun, namun jumlah absolutnya tetap besar. Terlebih hingga kini sektor riil dinilai belum bergerak secara optimal dan berpotensi menekan kondisi ketenagakerjaan ke depan.
“Kita harus jujur. Sektor riil kita belum berjalan baik. Ini ancaman bagi tenaga kerja kita khususnya di tahun 2026 mendatang. Belum lagi ditambah UMK 2026 yang akan naik,” ujarnya, pada Kamis (25/12/2025).
Menurutnya, salah satu langkah strategis untuk menekan angka pengangguran akibat PHK adalah dengan memperkuat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Bukan hanya pemerintah yang membuka kerja. Tapi bagaimana UMKM bisa tumbuh. Itu yang harus terus kita dorong,” tegasnya politisi asal PDI-Perjuangan.
Hari menjelaskan, penguatan UMKM dapat dimulai dari sektor paling sederhana hingga usaha berbasis digital. Seluruh jenis usaha, kata dia, memiliki potensi besar sebagai solusi ketenagakerjaan. “Dari start-up, sampai UMKM klasik. Gerobak gorengan pun bisa jadi solusi,” katanya.
Di internal PDI Perjuangan Jawa Timur, lanjut Hari, sejumlah langkah konkret telah disiapkan untuk mendorong ekonomi kerakyatan. Salah satunya melalui penguatan Badan Pemberdayaan Ekonomi Kreatif (BPEK) serta koperasi PDI Perjuangan MegaBhakti yang telah memperoleh dukungan permodalan.
Selain itu, Hari juga menyoroti peran generasi muda, khususnya Generasi Z, dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan ke depan. Menurutnya, potensi ekonomi digital harus dimanfaatkan secara maksimal.
Ia mencontohkan pameran yang digelar dalam Konferensi Daerah (Konferda) PDI Perjuangan, yang menampilkan Media Pintar PDIP (MPP), sebuah platform marketplace internal bagi kader.
“Konsepnya seperti Shopee atau Tokopedia. Tapi sementara untuk kader,” ungkapnya.
Platform tersebut, lanjutnya, diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi Gen Z untuk terlibat dalam pengembangan UMKM berbasis digital, termasuk di Jawa Timur. (rud)





































