SURABAYA | duta.co – Baru saja Presiden Jokowi melempar istilah baru ’politik genderuwo’, kerjanya menakut-nakuti orang. Kini, Habib Rizieq Shihab (HRS) diyakini tengah berhadapan dengan ‘politik genderuwo’, kerjanya membungkam lawan politik.

“Kriminalisasi ulama itu, politik genderuwo. Begitu juga menakut-nakuti ulama agar tidak mengkritik penguasa, itu juga genderuwo. Memecah belah umat Islam, menakut-nakutinya dengan isu perang saudara, juga politik genderuwo. Hari ini, Habib Rizieq sedang berhadapan dengan politik genderuwo,” demikian disampaikan Hendro T Subiyantoro, mantan pengurus GP Ansor Jawa Timur, kepada duta.co, Sabtu (10/11/2018).

Menurut Hendro, rakyat sekarang tidak mudah ditakut-takuti. Bangsa ini sudah tahu mana pemimpin sejati. “Problem ekonomi yang akut, mahalnya harga barang, maraknya barang impor, sulitnya lapangan kerja, habisnya subsidi untuk wong cilik, semua itu menjadi pemacu samangat ganti presiden. Rakyat tak mungkin mau ‘jatuh dua kali’ dalam lubang yang sama,” jelasnya.

Masih menurut Hendro, semakin ditekan, rakyat semakin bersemangat ganti presiden. “Musuh pemerintah sekarang ini bukan orang lain, melainkan janjinya sendiri. Katanya tidak menaikkan BBM, nyatanya malah melejit. Katanya buka lapangan kerja, nyatanya tenaga kerja asing yang membludak. Katanya mengembalikan set yang dikuasai asing, nyatanya justru menjual asset. Katanya mengurangi utang pemerintah, nyatanya menumpuk utang. Ini musuh sejati pemerintah sekarang,” jelasnya.

Hendro juga menyebut simpang siur pemerintah soal beleid mobil Esemka, rakyat sudah merasa dibujuki. Terbaru soal jaminan terhadap HRS, juga kontroversi. Kiai Ma’ruf bilang atas jaminan Konjen RI, sementara Kemlu bilang tidak. “Kok sangat karut marut, menakutkan, inilah politik genderuwo,” katanya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry