SURABAYA | duta.co – Ajakan FPI Surabaya kepada elemen Islam untuk mengawal Gus Nur (Sugi Nur Raharja) saat tabayun ke GP Ansor Surabaya, menyebar di media sosial. “Mengharapkan kedatangan antum dalam menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar. Jazakumullah Khairan Katsiran,” demikian tulis ajakan tersebut.
Dan, benar. Meski tahun undangan itu keliru (2017) tetapi, semua tahu Selasa (23/1/2018) Gus Nur dan rombongannya siap mendatangi undangan Ansor untuk tabayun. “Cuma, FPI kelihatan minta bantuan seluruh ormas Islam untuk bertemu GP Ansor Surabaya,” kata salah seorang anggota Ansor Surabaya.
Acara tabayun berlangsung di Kantor NU Jl Bubutan, Surabaya. Saat berita ini ditulis, acara masih berlangsung. GP Ansor berkomitmen untuk menjaga suasana kondusif, menghormati Gus Nur sebagai undangan yang beriktikad baik. “Kita tunjukkan bahwa Ansor sebagai kader NU sangat menghormati perbedaan pendapat. Kita sambut dengan humanis karena kita cinta damai dan persaudaraan,” tambahnya.
Ketua GP Ansor Surabaya, Muhammad Farid Afif, dalam sambutannya mengatakan bahwa dakwah itu kegiatan baik. Tetapi tetap harus dilakukan secara baik pula. Tidak dengan menghina. “Saya terima kasih Gus Nur mau datang, ini bisa menjadi ajang klarifikasi,” tegas Gus Afif.
Apa yang ditabayunkan? Seperti diketahui, Gus Nur belakang, menjadi perbincangan publik terutama di Jawa Timur, lantaran ceramahnya yang dinilai sangat provokatif, berbau adu domba, ada unsur menghina, dan tak jarang menjelek-jelekkan Ansor, Banser, termasuk NU yang dikenal sebagai Ormas terbesar di republik ini.
Ironisnya, semua itu disampaikan ke publik melalui media sosial terutama youtube. Ada juga pembicaraan ‘kotor’ seperti tahi, jancuk, dll yang sangat tidak pantas diucapkan seorang penceramah. Dan ini kerap diucapkan Gus Nur untuk mengomentari NU, Banser, dan Ansor.
Menyikapi itu, maka, dengan mengharap ridha, hidayah, dan pertolongan Allah swt., GP Ansor Kota Surabaya mengundang Gus Nur (Sugi) untuk tabayun atas pernyataan itu, khususnya menyangkut Ansor, Banser dan NU. “Bahkan, yang sulit dipahami dia mengatakan dengan lantang Ansor, Banser, dan NU itu tempatnya Iblis, astaghfirullah,” jelas anggota Ansor itu.
Ini tidak boleh terus terjadi. “Oleh karena itu, sesama pemuda nahdliyin Ansor dan Banser Se-Kota Surabaya yang sangat sayang terhadap ulama dan NKRI, tak ingin harga diri ini diinjak injak. Dengan tabayun ini semua bisa selesai,” harapnya.
Setelah itu, video Gus Nur pun diputar di depannya. (ud)